Malam itu, galau seakan menghantui seluruh alam bawah sadarku. Makan tidak selera, baring diatas kasur mata enggan tertutup.
"Ah, mendingan pergi karaoke aja lah" ujarku dalam hati.
Di layar HP yang terletak diatas meja menujukan jam 9 malam. "Pas pula nih. Di jalan butuh waktu sekitar 1 jam. Tiba di sana (tempat karaoke) tempat maksiat itu sudah buka," tambahku lagi usai melihat HP ku yang tergeletak persis di samping komputer.
Tiba di BP, dimana orang-orang sering menghabiskan malam bersama. Dimana orang-orang bersuka ria menghilangkan penat dan kegalauan. Mutar sebanyak dua kali hingga akhirnya saya melihat wanita kurus dengan wajah polos.
"Kok bisa bocah sekecil ini berada di tempat ini? Kenapa tak ada yang melarang? Kenapa juga orang tua dia tega mengizinkan dia kerja di dunia seperti ini," bisik ku dalam hati keheranan.
Perlahan saya mendekat dan bertanya "Boleh temanin saya karaoke?," yang langsung iya kan.
Dentuman alunan musik dangdut cukup bising di telinga. Namun langkahku tetap tak henti memasuk tempat itu. Meskipun dalam hati tak setuju berada di sana, namun kegalauan tingkat dewa yang kangen akan anak istri membuatku tidak memberiku pilihan untuk keluar dari sana.
Dengan gegas, saya menuju sebuh sofa persis depan layar lebar. Sang gadis yang belakangan saya kenal dengan sebutan Gemini itu terlihat membawa se case beer Heiniken. Kami pun minum bareng dengan pengawal yang saya bayar malam itu untuk temanin saya minum.
"Asli mana" tanya ku membuka percakapan dengan dia.
"Orang sini juga," jawabnya.
Percakapan demi percakapan pun kami lanjutkan hingga tanpa sadar saya menceritakan jati diri saya sebenarnya.
Meskipun ia tak menceritakan jati dirinya, rasa iba itu dalam hati muncul. Prihatin merasuki ku. Ingin membawa dia keluar dari tempat itu.
Tapi entah iya apa tidak, hal itu membuatnya jatuh cinta pada diriku dan memilih keluar dari tempat itu tiga bulan berikutnya.
Awalnya saya tak percaya, karena mustahil wanita malam memiliki cinta sejati. Yang aku tahu, mereka hanya cinta uang. Terlebih, saat itu saya membawa uang lumayan banyak dengan ATM penuh seluruh kantong dompet yang aku miliki.
Tiga bulan berlalu, tiba-tiba saja pesan Whatsap di salah satu HP berbunyi. Saat kubuka, terpar pesan "Bang, ini Gemini. Saya uda keluar dari dunia malam seperti yang abang mau. Seperti yang abang mau,"
Tanpa pikir panjang, saya langsung ucapkan selamat hingga ia meminta saya menjemputnya ke rumah.
Bersambung...
Ada apa dengan luka goresan di tangan itu? Ikuti kelanjutnya segera....