Jam dinding menujukan pukul 17.00 WIB saya pun tiba di rumahnya yang berada di tengah kebun. Satu per satu kaum keluarganya ia perkenalkan dengan nada yang bagi saya saat itu terkesan aneh. Bagaimana tidak? Seorang gadis yang belakangan saya ketahui masih berumur 17 tahun dengan penampilan terlalu sexy. Ditambah lagi dengan gaya bicaranya yang kurang sopan jika dibandingkan dengan tutur bahasa warga bumi pertiwi yang lain
Mencoba mengerti, hanya itu yang terlintas di benak saat itu.
"Kog banyak banget yah goresan di tangan ini anak. Jangan - jangan dia ini mantan anak jalan?" tanyaku dalam hati saat memperhatikan tangan itu membawakan segelas teh untuk ku.
Rasa kasihan seolah menyelimuti seluruh jiwaku. "Kenapa yah, emang ayah ibunya tidak mendidik dia dengan benar kah? Kenapa orang tuanya membiarkan dia melakukan hal itu pada dirinya," gumamnya terus bicara dalam hati.
Saya ingin menjadikan dia adik saya. Saya ingin menjadikan wanita beruntung dengan bertemu saya.
Menjadikannya sebagai seorang kekasih saat itu jauh dari benak ini. Sebab, selain umurnya yang pantas menjadi anak pertamaku, juga tidak memiliki rasa cinta pada wanita yang berprofesi sebagai pelayan di tempat karaoke.
Rasa ingin menjadikan dia sebagai saudari atau anak perempuan pun muncul di benak ini.
"Yuk, main ke rumah abang," ajak ku sembari senyum pada wanita bernama Bunga Malam itu.
"Yuk lah" jawabnya tanpa pertimbangan.
Dengan gegas, saya menyalakan motor kesayangku.
Di atas motor ia menujukan sikap yang seolah begitu akrab, Ia memeluk dan mencumbuku. "Jijik dan ingin lebih lantaran sudah lama pisah dengan istri itu lah yang kurasa saat itu. Dan akupun membiarkan dia tetap melakukan hal bodoh itu.
Sejam kemudian, tiba di rumah yang berukuran kecil. Tanpa pikir panjang, saya langsung mengajak dia duduk di kursi sofaku yang terlihat kusam.
Sesaat kami terdiam... Hingga tiba-tiba "Yank... sini lah".. suaranya terdengar memecahkan kehingan sambil menarik tangan kananku menuju kamar gelap.
"Loh, kok begini pulak gaya pacaran dia? Biasanya saya yang ngajak cewek beginian, tapi....ah, masa bodoh lah," bisiku dalam hati setelah tau dia ingin aku menikmati tubuhnya yang langsing.
Di benak ini sempat terlintas saat mantan ku dulu begitu menderita usai saya mengambil mahkota kegadisannya. Ia baru bisa melupakanku setelah 5 tahun kemudian.
Tanpa sadar kami tiba disamping kasur yang selama ini saya tidur seorang diri. Tak ada arahan dariku, ia langsung membaringkan diri diatas kasur berwarna biru.
"Oh, kamu sudah gak perawan? Oke lah," sambutku dalam hati seolah mendapat rejeki nomplok.
Perlahan tangan kananku mengelus rambutnya yang lembut... Sementara bibir ini mendekati telinga kanannya dan bertanya Kamu yakin akan hal ini yang langsung dianggungkan pertanda tidak masalah.
Beberapa menit kemudian, di badan kami tak terlihat lagi sehelai benang pun menutupi hingga aurat kemaluan.
Dan.............. Adengan sodok menyodok pun terjadi selama 30 menit.
Sempat merasa bersalah lantaran telah berbuat zina. Tapi karena hati terus berkata "Sudah terlanjur" akhirnya aku coba terima hingga dua bulan selama bersamanya.......
Kisah selanjutnya, Pasangan Aktor"