CINTA MENEMBUS BATAS Part 2


Image result for cinta menembus batas


“Bu Ay, saya masih tidak mengerti kenapa bu Ayu harus menemani saya menunggu Ihsan. Kenapa dia tidak langsung menjemput saya di rumah? Orang tua saya pasti senang melihat Ihsan.” Dengan penasaran Karin membuka percakapan dengan bu Ayu disuatu siang, saat mereka sama-sama menunggu Ihsan di tempat yang sudah ditetapkan Ihsan.

Seperti yang sudah dijanjikan oleh Ihsan sebelumnya bahwa dia akan mengantar dan menjemput Karin kemana dan darimana pun setiap saat. Tetapi yang membuat penasaran Karin adalah Ihsan tidak menjemput langsung dirinya ke rumah, melainkan meminta bu Ayu, wanita yang juga mencoba menolongnya ketika ada orang yang berusaha berbuat jahat ketika dia pulang dari kerjanya ketika itu.

“Saya juga tidak tahu nak Karin, tetapi nak Ihsan bilang dia akan menampakkan diri pada keluargamu pada saatnya nanti.”

“Tapi bu, Ihsan…” Belum selesai Karin barkata, sudah berhenti sebuah mobil di depannya. Perlahan kaca jendela mobil itu turun dan Nampak seorang pria duduk di depan kemudi tersenyum kepada mereka. Karin dan Bu Ayu segera naik.

“Kamu akan tahu jawabannya nanti kenapa aku tidak muncul untuk say hello sama keluargamu.”

“Kok..” Karin terkaget-kaget karena dia sangat yakin bahwa dia belum bertanya apa-apa kepada Ihsan. Dan hanya kepada ibu Ayu. Dan itupun sebelum Ihsan datang. Apakah Ihsan memiliki kemampuan untuk membaca hati dan pikiran orang. Karin sungguh makin penasaran dengan Ihsan.

“Oya bu Ayu, 5 hari lagi papa mama saya akan datang kesini. Ibu Ayu tolong bantu rapikan rumah sebelum mereka datang ya.” Ucap Ihsan sesaat sebelum ibu Ayu turun dari mobilnya. Bu Ayu mengangguk sebelum akhirnya membuka pintu mobil dan melangkah keluar.

“Kenapa…?” Belum siap Karin berkata, Ihsan sudah menyelanya.

“Sudah kukatakan, kamu akan mengerti pada akhirnya, saat ini turuti saja apa yang saya katakan.” Karin memandang Ihsan penuh heran, dia benar-benar tak percaya Ihsan bisa memiliki kemampuan untuk membaca jalan pikirannya.

“Tunggu aku de depan tempat kerjamu, jangan pernah pulang tanpa diriku.” Karin mengangguk penuh semangat. Tangan kekar Ihsan meraih kepalanya membawanya dekat bibirnya. Karin memejamkan matanya ketika bibir pria itu mendarat di keningnya. Dia merasakan sesuatu mengalir hangat diseluruh tubuhnya.

“Trimakasih sudah menjagaku.” Karin membuka pintu mobil dan dengan pelan melangkahkan kakinya ke luar mobil. Dilambaikannya tangannya kepada Ihsan sesaat sebelum dia memasuki tempat kerjanya.

Sebenarnya dia penasaran dengan semua yang telah terjadi beberapa hari ini. Tentang orang yang menyergapnya saat pulang kerja, kemunculan Ihsan tiba-tiba dan cara aneh dia memperlakukan dirinya. Tetapi yang membuatnya lebih penasaran adalah sikap salah seorang teman sekerjanya, Joni namanya. Sejak kejadian itu, Joni seperti menghindar darinya. Bahkan Joni seperti melihat hantu jika bertemu dengannya. Seringkali jika Karin mau mengajaknya ngobrol, Joni akan dengan cepat-cepat mencari alas an untuk segera pergi dari nya.

“Apakah Joni ada hubungan dengan orang yang menyergap aku itu, atau….” Karin tiba-tiba merasa ngeri ketika dia tiba pada satu terkaan bahwa Joni mungkin adalah orang itu. “Ah..tidak-tidak, jangan mikir yang aneh-aneh ya Karin.. “

“Eh Jon, bisa tolong aku bantu itungin jumlah Essenzo Oil yang ada di rak itu donk!” Si Joni bukannya mengiyakan atau mendekat ke Karin, dia malahnya cepat-cepat pergi. “aneh… ada apa ya sama si Joni?”

Karin adalah karyawan baru di sebuah minimarket di dekat kota Surabaya, Dia baru 2 bulan bekerja disitu. Ada 8 orang yang bekerja di situ, 4 shift pagi dan 4 lagi shift malam. Tetapi yang tidak pernah ganti shift adalah Joni, dia selalu memilih shift malam, jika dia dapat giliran shift pagi, dia akan bertukar shift dengan teman-teman yang mau masuk pagi.

Hari telah semakin larut ketika Karin menshutdown computer kasir dan mengunci safety box yang ada dimeja Kasir. Dia baru saja mengambil tasnya dari locker karyawan ketika Ihsan masuk dengan senyum misteriusnya. Bagi Karin senyum itu sangat indah, tetapi juga ada kesan dingin.

“Malam ini kamu mau kemana sebelum saya antar pulang?” Ihsan mengambil tangan Karin dan mengecupnya dengan pelan.

“Ehm.. tidak mau kemana-mana.” Karin memandang Ihsan dengan rasa terpesona yang begitu kuat. “Tapi besok, aku libur kerja, bisakah kita jalan-jalan keliling Surabaya?” Karin sedikit ragu jika Ihsan akan memenuhi permintaannyya.

“Besok boleh, tetapi saya tidak bisa menemanimu jalan, saya hanya mengantar, jika kamu mau jalan, maka kamu harus pergi dengan ibu Ayu.”

“Whm, aku hanya mau keliling aja di dalam mobil, putar-putar kota, apakah kamu tidak ada waktu.”

“Oh.. kalo hanya keliling-keliling saja saya akan membawa kemanapun kamu mau.” Karin dan Ihsan beranjak meninggalkan toko dan segera masuk ke mobil Ihsan. Sebentar kemudian mobil telah melaju meninggalkan toko itu.


Jonny Richards

Templateify is a site where you find unique and professional blogger templates, Improve your blog now for free.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Terkini