Salah
satu yang dibenci dan berusaha untuk dihindari diseluruh kehidupan adalah
derita. Bagi kebanyakan orang derita selalu menghasilkan hal-hal yang buruk
dalam hidup. Derita membuat kita tak bisa hidup dengan tenang, tidak bisa makan
dengan nyaman, tak bisa tidur dengan nyenyak, tak bisa tertawa riang. Pokoknya
tak bisa melakukan hal-hal yang baik dalam hidup.
Derita
memberikan banyak dampak menyedihkan bahkan menakutkan. Karena derita orang bisa
membenci pasangannya, keluarganya, ortunya, anaknya, saudaranya, sahabatnya,
temannya. Karena derita orang bisa menjadikan orang yang dikasihi sebagai orang
yang dibenci. Derita benar-benar merepotkan. Bahkan demi derita orang bahkan
relah menghilangkan nyawa orang lain dan bahkan nyawanya sendiri. Sungguh
begitu hebat kuasa suatu derita.
Sebenarnya
saya sendiri sudah akrab dengan derita. Bahkan karena akrabnya, saya sudah
anggap derita bagian dari hidup saya. Derita mengerti saya dan saya mengerti
apa itu derita. Jadi kami sudah saling mengerti satu sama lain. Derita sudah
saya anggap seperti saudara, karena itu kalau ia datang, saya tidak lagi
bersedih tetapi senang. Pasti pada penasaran kok bisa kedatangan derita bisa
menjadi hal yang menyenangkan. Ya karena memang itu fakta dalam hidup saya.
Beberapa
tahun yang lalu, ketika saya masih baru-baru mengenal derita, itu menjadi masa-masa
sulit dalam hidup saya. Hidup saya kacau dan selalu tidak ada ketentraman. Saya
merasa bahwa saya adalah orang terkasian di dunia. Saya merasa tidak dicinta,
merasa ditolak orang yang saya cintai, merasa dihianati, direndahkan, bahkan
yang paling fatal saya pernah berfikir untuk mengakhiri hidup orang yang saya
cinta dan bahkan hidup saya sendiri. Derita terus datang dan pergi selama kurun
waktu 8 tahun.
Saya
bergumul dengan derita, berperang, bernegosiasi, berekonsiliasi dan pada
akhirnya bersatu dengan derita. Tepat di tahun ke 8 pernikahan saya. Saya bisa
menerima derita dengan suka cita saat dia datang dan melepasnya dengan riang
gembira saat dia pergi.
Penasaran
ingin tau proses mengapa derita berubah dari tidak menyenangkan menjadi
menyenangkan, saya akan membeberkannya pada tulisan saya berikutnya...