Isu People Power 2019 Balasan People Power 1998?


Belum juga dimulai pemilu serentak pada April 2019 lalu, salah satu tokoh reformasi tahun 1998, Amine Rais mengancam people power jika terjadi pemilu 2019 ini dinilai curang.

Secara pribadi menilai, ajakan people power yang digagas oleh si mbah (panggilan untuk Amien Rais oleh para natizen) tidak lain untuk membangkitkan kembali orba baru. Alasan saya mengatakan hal ini tidak lain karena Capres yang di dukung oleh si mbah merupakan menantu dari penguasa orde baru (ORBA) sendiri.

Bukan hanya sekedar menantu dari mantan Presiden dengan jabatan terlama di dunia, kalau dilihat secara rinci ciri-ciri Suharto ada dalam diri Prabowo.

Misalnya, setiap kali usai pemilu, Prabowo tanpa menunggu aba-aba dari KPU, Prabowo langsung deklarasi diri sebagai presiden. Dan hal menujukan pribadi belia (Prabowo) sebagai orang yang otoriter alias tidak mau mendengar orang lain.

Belum lagi Prabowo yang setiap kali diwawancara dan sering marah bahkan menghina profesi jurnalis dengan berkata "tidak elit". Tentu, hal ini menujukan kalau Prabowo orang yang paling hebat, orang paling pintar yang harus dituruti.

Dan yang terkahir yang membuat saya merinding saat Prabowo Subianto alias PS mengingatkan Media untuk hati-hati.

Apa yang saya takutkan dari perkataan itu adalah dimana media kembali di zaman ORBA jiak beliau jadi presiden. Dimana saat itu itu, tidak ada kebebasan media dalam meliput apa yang dilihat dan apa yang dingar. Justru media akan diatur-atur untuk menggiring oponi publik dan "Yah" bisa jadi PS ingin berkuasa selama atau bahkan lebih lama dari sang Mertua.

Lalu kenapa Pak Amin Rais mengajak masyarakat untuk melakukan aksi serupa saat menggulingkan Suharto. Bisa jadi (ini menurut saya), karena saat Suharto berkuasa, Amien tidak dikenal oleh publik. Sehingga untuk mendekatkan diri dengan si penguasa Orba agar dapat jatah sangat mustahil. Dan keluarlah pemberontakan agar dapat posisi. Dan ini terbukti saat reformasi perta Amin Rais jadi ketua MPR.

Melihat umur sudah tua, dan karir didunia politik pun sudah mulai redup. Tentu Amin Rais kehilangan banyak peluang untuk duduk di kursi pemerintahan. Dan solusi adalah mendekatkan diri dengan Prabowo, berjuang layaknya saat tahun 1998 agar dikatakan sebagai pahlawan. Dan tentu, sebagai pahlawan (jika People power berhasil), ia kembali duduk disamping terusan ORBA yang notabene pernah jadi musuhnya.

Artikel ini tidak lain sebagai bahan renungan aja. Karena mendekati 22 Mei 2019 sudah semakin dekat. Bagi masyarakat yang mendukung atau menolak ajakan People Power si mbah, mari berpkir lagi kebelakang. Karena kalau people power hanya sekedar menyorot kinerja KPU? Kenapa gak dari dulu-dulu? Karena KPU sendiri sudah lama terbentuk dan ini bukan pemilu pertama di Negeri ini.

Sekian acara ngopi ngobrol pagi ini.


Salam, Set Zai
Jonny Richards

Templateify is a site where you find unique and professional blogger templates, Improve your blog now for free.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Terkini