Waktu kecil kita sering kali diceritakan berbagai dongeng oleh orang dewasa sebagai salah satu syarat agar bisa tidur. Saking asyiknya dongeng yang diceritakan, tak jarang kejadian dalam dongeng yang diceritakan itu terbawa mimpi.
Bagaimana tidak, mulai dari kisah si Kancil cerdik hingga si cantik jelita (Cinderalla dan Putri Salju) atau si cantik dan si buruk rupa membuat telinga susah tuk mendengar meskipun pulahan kali diceritakan. Apalagi ditambah lampu ajaib Aladin yang konon katanya bisa mengabulkan segala permintaan membuat imajinasi melambung hingga keangkasa.
Disini saya tidak mendongeng pada sobat semuanya, tapi saya sekedar ingin Ngopi dan Ngobrol semata. Mengajak sobat berhenti membayangkan segala bentuk dongeng. Karena dongeng lahir dari mimpi seorang pendongeng. Dan sebagai mimpi, itu semua tak lain merupakan bunga-bunga mimpi yang kepastian terjadi atau tidak dikehidupan berikutnya belum bisa dipastikan secara ilmiah.
Sesuai dengan judulnya, artikel ini tentunya tidak saya buat untuk mereka yang mempercayai "Katanya katanya atau konon katanya". Karena mereka yang lebih mempercayai segala sesuatu hanya berdasarkan dari kata orang meskipun tidak pernah mengalami hal demikian.
So, kenapa kita tidak boleh berdebat dengan otak dongeng seperti ahli syurga yang suka mengkafir-kafirkan orang? Karena mindset ita dengan mereka sangat berbeda. Jika mindset mereka dibentuk oleh sesuatu yang tidak pasti, kita justru kebalikan. Kalau mereka tidak jadi pendongeng, mustahil bisa bersaing kesuksesan dengan kita.
Sebagai contoh, karena terlalu percaya dongeng, Inggris pada abad 18 pernah mengalami kemuduran dibidang industri. Untungnya mereka cepat menyadarinya sehingga kembali pada kehidupan nyata.
So, teruslah mengmbang kreatifitas dan jangan buang-buang waktu kepada mereka ahli syurga.
Sekian dan sampai jumpa