saya seorang istri berharap untuk di jadikan sebagai wanita satu-satunya, akankah itu menjadi kenyataan?
selama beberapa bulan kami bersama aku selalu menunggu dan menunggu janji yang pernah dia ucapkan.
Namun, sampai sekarang belum di buktikan.
Aku sadar menjadi yang kedua itu sakit, jujur di satu sisi aku mengutuki kebodohanku sendiri.
Bagaimana tidak? Meskipun aku tahu dia pernah menikah dan cerai tapi mengapa aku mencintainya sejak awal bertemu dengannya.
Aku merasa tidak penting baginya dan semoga ini hanya sebatas perasaanku saja.
Karena bagaimanapun juga, saya selalu berharap semoga suatu saat dia membuka hatinya untukku dan percaya kalau aku tak pernah meninggalkannya dalam keadaan apa pun.
saya janji akan selalu berada di sampingnya dalam keadaan duka ataupun suka.
Aku harap semuanya menjadi kenyataan.
Karena wanita juga butuh kepastian dan harapan kepada pria yang ia cintai.
Sebagai wanita, saya punya pendirian dan prinsip sendiri, yaitu bagiku menikah itu hanya sekali seumur hidup.
Tapi.. entah lah..aku bingung dengan perasaanku.