Aku dan dia, pacaran selama lima tahun.
Dan....ternyata itu semua sia - sia.
Selama lima itu juga, kami memang pacaran dengan menjaga berbagai batas. Karena sebagai orang yang takut akan Tuhan, adat kami juga melarang pacaran berduaan.
Jangankan untuk tidur bareng, jalan berdua saja kami tidak pernah. Jangankan untuk berciuman, bergandeng tangan saja pun tidak pernah.
Ya, karena kami takut akan Tuhan, dan juga adat kami tidak mengizinkan pria dan wanita yang bukan suami - istri atau kaum keluarga jalan bareng.
Dan ya, kami hanya bisa bercanda dan mengungkapkan perasaan lewat HP selama itu
Memang, selama pacaran dengan dia, kesucian-ku masih terjaga. Dan ini juga semua karena saya punya prinsip hanya suami sah ku lah yang akan jadi orang pertama menyentuh ku.
Jadi, saya menyesal bukan karena kehilangan mahkota atau kegadisan. Tapi saya menyesal lantaran selama lima tahun saya tidak pernah membuka hati untuk lelaki mana pun.
Saya dan dia sempat berjanji dan membulatkan tekad akan bersatu. Dan aku pun telah berjanji untuk setia dengan menjaga mata dan hati.
Namun, ternyata kesetiaan itu dapat balasan yang tidak setimpal. Dia mengkhianati cinta suci dan tulus ku. Ya dia selingkuh!
Saya tidak membencinya, dan hanya berharap dia juga tidak akan pernah membenciku. Karena saat ini, aku telah memilih gantinya. Dan kepadanya lah; mata, hati dan pikiran ini selalu ada...
Semoga dia bahagia di sana...........