Sobat, ada tidak sebagian dari kita pernah menghadapi pertanyaan dari anak anak kita yang begitu prinsip mengenai keimanan yang nantinya jawaban kita itulah yang akan menentukan jalan hidup anak anak kita. Bagaimana reaksi kita ketika menerima pertanyaan yang begitu krusial tersebut. Sudah siapkah kita dengan jawaban yang bisa memuaskan hati mereka. Atau malah kita kebingungan harus menjawab bagaimana.
Sebagai orang tua yang memiliki posisi strategis dalam siklus hidup anak anak kita, tentunya kita harus banyak membekali diri kita dengan berbagai macam pengetahuan dan hikmat. Terutama yang berhubungan dengan keyakinan dan falsafah hidup. Karena dua hal itulah yang akan menentukan jalan apa yang akan ditempuh anak anak kita. Kita harus tahu bekal apa saja yang harus kita berikan pada anak anak kita untuk mereka pakai dan terapkan di dalam hidup mereka.
Seperti yang kita ketahui bahwa akhir akhir ini, begitu marak aksi bulliing yang bahkan berujung pada persekusi mengenai masalah keyakinan. Bahkan sering orang begitu mudah mengkafirkan orang yang tidak seiman dan sepaham dengannya. Bahkan yang lebih ekstrimnya lagi mereka membunuh atas nama Tuhan yang diyakininya. Apakah pemahaman yang seperti ini yang akan kita wariskan pada anak anak bahkan cucu cicit kita kelak. Apa benar keyakinan seperti itulah yang bisa menyenangkan Tuhan YME.
Sobat, dengan tidak memandang agama, suku, ras dan bangsa, disini saya mencoba untuk berbagi tentang bagaimana saya menyiapkan setiap jawaban dari pertanyaan pertanyaan yang dilontarkan anak anak saya, mungkin sudah dan akan dilontarkan anak anak kita semua.
Anak dengan usia 7 sampai 14 tahun sangat kritis dalam segala hal. Keingin tahuan mereka tentang suatu hal begitu besar dan mereka akan berusaha mencari jawabannya sampai mereka mendapatkan jawaban yang paling memuskan dan masuk di nalar mereka.
Sobat, tidak perlu cemas dan takut ketika anak kita mempertanyakan hal hal yang berhubungan dengan keyakinan teman temannya. Bahkan ketika mereka terlihat tertarik pada keyakinan teman mereka tersebut. Justru dimoment seperti inilah kesempatan kita untuk memperluas pemahaman mereka akan keyakinan kita. Bukan dengan menjelek jelekkan keyakinan teman temannya.
Berikut beberapa pertanyaan yang sering terlontar dari mulut anak anak saya atau mungkin juga anak anak kita semua.
1. Kenapa Tuhan kita begini sedang Tuhan mereka begitu
Tuhan YME adalah Tuhan diatas segala Tuhan, jike kita menyembah Tuhan yang mengatasi segala sesuatu Itu dan mereka juga menyembah Tuhan yang Maha dari segala sesuatu itu, bukankah kita mengarahkan penyembahan kita pada Tuhan yang sama. Kita mungkin melihat Tuhan dengan sudut pandang yang berbeda, tetapi Tuhan melihat kita manusia dari sudut pandang yang sama, yaitu sudut pandang Tuhan.
2. Mereka sembahyang dengan cara begitu, kenapa kita caranya begini
Setiap keyakinan atau agama memiliki cara yang berbeda beda dalam memuji dan menyembah Tuhan YME. Tergantung dimana Agama atau keyakinan itu berada. Tuhan YME Maha baik dan mengerti hal ihwal ciptaannya terutama manusia. Biasanya cara sembahyang dipengaruhi oleh adat kebiasaan masyarakat dimana agama itu muncul. Kita tidak perlu khawatir akan perbedaan cara sembahyang, karena kita menyembah Tuhan yang Maha melihat dan mengerti. Tata cara dan gerakan ibadah bagi Tuhan YME menempati posisi yang kesekian. Sedangkan yang Tuhan mau dari agama apapun adalah, kondisi dan posisi hati kita saat menyembahNya. Jika kita tidak sembahyang dengan kusuk dan memusatkan hati kita padaNYa, Tuhan YME juga tidak akan mau melihat kita.
3. Kitab suci kita seperti ini kok kitab suci mereka seperti itu
Kitab suci suatu agama atau keyakinan merupakan pedoman untuk umat penganut agama tersebut. Isinya yaitu perintah perintah dan larangan larangan yang Tuhan YME berikan pada penganut agama tersebut. Sebenarnya inti dari kitab suci semua agama itu sama. Yaitu mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia. Jika dalam Islam disebut Hablumminallah dan Hablumminannas. Jika dalam Kristen ini bisa juga dilambangkan dengan salib yaitu garis tegak ke atas menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan, dan garis mendatar merupakan hubungan manusia dengan manusia. Sedang dalam budha dikenal dengan Budha Dharma. Begitu juga agama yang lainnya dengan istilah istilah nya dendiri dan simbol simbol yang intinya mengenai hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia. Dan yang membuat kitab suci agama satu dengan lainnya terlihat berbeda adalah karena faktor budaya, bahasa, dan tentunya situasi sosia politik yang terjadi pada saat kemunculan agama tersebut.
4. Orang agama ini baik baik, kenapa agama itu orangnya jahat jahat
Ini adalah pertanyaan yang paling sering kita dengar baik dari anak anak kita maupun dari orang orang disekitar kita. Sangat disayangkan memang karena pertanyaan ini muncul biasanya secara subyektif bukan obyektif. Terkadang orang yang menganggap agamanya lebih baik atau benar akan mengklaim bahwa umat mereka lebih baik dan umat agama lain adalah salah atau jahat. Atau ketika ada berita berita yang mengekspos tentang tindak kekerasan terhadap orang yang mungkin agamanya berbeda, maka image terhadap agama orang yang melakukan kekerasan itu juga akan menjadi buruk. padahal sebenarnya masalah baik dan jahat bukan ditentukan oleh agama apa yang dianut. tetapi itu semua tergantung pada sifat manusianya sendiri.
Banyak sekali sebenarnya yang mau saya bagikan disini mengenai pengalaman pengalaman saya dalam menghadapi kritisnya anak anak saya terlebih karena kami memang hidup dalam keluarga yang memiliki keyakinan yang berbeda beda. Tetapi mungkin cukup dulu sampai disini ya Guys... moga ini cukup membantu..