PERMUSUHAN ULAR DENGAN HAWA

Image result for hawa dan ular
Saya tersentak ketika saya membaca kisah ini dalam alkitab selepas saat teduh di pagi hari. Menemukan ayat ini seperti menemukan bom di dalam rumah kita yang dalam hitungan detik akan meledak. 

Ada dua kemungkinan yang harus kita lakukan. Pertama mengambil bom itu dan membuangnya ke tempat yang aman, jauh dari rumah kita dan keramaian. Mungkin karena cepatnya waktu untuk meledak, kita tidak sempat menghindari bom itu dan kita sendiri terluka atau terbunuh, tetapi kita menyelematkan keluarga kita. Kedua pergi meninggalkan bom itu dan membiarkannya meledak begitu saja, bom itu bisa saja hanya meledakkan rumah kita tetapi juga bisa melukai dan membunuh keluarga kita yang kebetulan ada di dalam rumah.   

Lalu apa relevansinya antara perumpamaan nemu bom sama nemu kisah ini dalam alkitab. Bagi saya sangat erat relevansinya. Saya mungkin tidak begitu pandai menjabarkan apa yang ada dalam pemikiran saya. Tapi saya yakin pembaca memiliki pemahaman yang jauh lebih baik dari saya.

Kisah ini ada dalam kitab KEJADIAN Pasal 3, percaya atau tidak saya merasa hati saya berdesir ketika saya menulis artikel ini. Saya tidak akan menulis seluruh isi Pasal 3, tetapi saya hanya akan menulis satu cuplikan ayat yang menjadi center point dari tulisan saya ini. Berikut bunyi ayat tersebut;

"14) Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu:"Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau diantara segala ternak dan diantara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar, dan debu tanahlah akan kau makan seumur hidupmu. 15) Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."

Dua ayat ini terlihat biasa saja jika kita hanya sekedar membaca. Tetapi saat Roh Kudus membukakan mata hati kita, ini menjadi ayat yang sangat luar biasa. Karena ayat ini juga, saya semakin mengerti dan memahami destiny saya sebagai seorang "PEREMPUAN" yang Tuhan kehendaki.

Ada beberapa Center Point dalam ayat di atas :
  1. Debu tanahlah akan kau makan seumur hidupmu
    • Siapakah debu tanah disini, menurut kitab Kejadian 2:7 debu tanah adalah Adam (manusia/laki-laki)
    • Siapa yang menjadi makanan Ular(iblis), yaitu Adam/laki-laki/Suami/Bapak
  2. Permusuhan antara ular dan perempuan
    • Yang harus berjuang melawan ular (iblis) adalah Hawa/perempuan/istri/ibu
  3. Permusuhan antara keturunan ular dan keturunan perempuan
    • Perempuan harus terus berjuang memerangi ular(iblis) dan mempersiapkan keturunannya untuk bisa berjuang melawan iblis
  4. Keturunan perempuan akan meremukkan kepala ular dan ular akan meremukkan tumitnya
    • FirmanNya menjamin bahwa ular(iblis) tidak akan bisa membunuh keturunan perempuan tetapi hanya meremukkan kakinya. Kaki berbicara pergerakan dan kekuatan, jadi iblis hanya bisa melemahkan manusia tetapi tidak bisa mematikannya. Sedangkan Tuhan Allah memberi otoritas kepada manusia untuk meremukkan kepala ular. jika kepala sudah remuk, maka ular tidak akan bisa mengganggu dan menyerang manusia lagi. 
Dari beberapa point di atas, saya mendapat pemahaman bahwa destiny perempuan sebenarnya adalah berperang dengan iblis. Destiny ini sudah ada dari kita dilahirkan tetapi baru benar-benar tergenapi ketika kita memulai sebuah pernikahan. Ketika melihat kenyataan bahwa iblis tidak sanggup menghancurkan keturunan kita, maka iblis memakai suami yang adalah bapak dari anak-anak sebagai alat penghancur keturunan perempuan. Sebab ketika seorang lelaki memulai hubungan pernikahan, gelar sebagai "keturunan" digantikan dengan gelar sebagai "laki-laki". Dan dalam firman Tuhan, laki-laki akan menjadi makanan iblis. Karena itu ketika memulai hubungan pernikahan maka peran perempuan sangatlah penting dalam kehidupan rohani dan spiritual suami. 

Perempuan dituntut untuk terus mendoakan dan membawa suaminya ke dalam hadirat Tuhan setiap saat setiap waktu. Bukan hanya ketika suami ada masalah atau hidup menyimpang. Tetapi dari awal pernikahan sampai maut memisahkan perempuan wajib membawa suaminya dalam pergumulan doanya. Karena jika iblis dapat memakan/mempengaruhi seorang suami/bapak sehingga hidupnya menjadi kacau dan berantakan atau bahkan bisa menjadikan seorang suami/bapak sebagai monster bagi istri dan anak-anaknya. Maka dapat dipastikan hidup keturunannya akan hancur berantakan. Jadi iblis tidak perlu bersusah-susah berperang melawan keturunan perempuan, karena bapak mereka sendirilah yang akan merusak dan menghancurkan mereka.

Perempuan tidak boleh berhenti berperang melawan iblis. Karena jika perempuan berhenti berperang maka iblis akan dengan mudah memakan suaminya, iblis dengan mudah meremukkan kehidupan keturunannya. Perempuan harus hidup setia kepada Tuhan dan pernikahannya. 

Kisah Hawa sudah bisa menjadi contoh betapa dampak dari ketidak taatan dan ketidak setiaan seorang perempuan terhadap Tuhan Allahnya bisa berdampak kepada suami dan keturunannya. Nah, terus apa hubungannya dengan bom tadi ya, hubungannya adalah jika pemahaman ini datang kepada saya, anda atau perempuan-perempuan lainnya, apakah kita akan memilih mulai sekarang berperang melawan iblis dan mengusahakan keselamatan suami dan keturunan kita, ataukah kita memilih cuek, membiarkan iblis mengobrak-abrik hidup suami dan keturunan kita dan menghancurkan mereka...

Pilihan ada di tangan kita sendiri.... semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua...


Jonny Richards

Templateify is a site where you find unique and professional blogger templates, Improve your blog now for free.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Terkini