Bagi masyarakat luar, pelabuhan Tanjung Periok
merupakan pelabuhan dengan tingkat premanisme yang sangat tinggi. Hal ini
membuat tidak seditkit masyarakat dari luar Jakarta enggan melakukan perjalanan
menggunakan kapal jika harus melewati pelabuhan ini.
Kisah itu, mungkin masih terdengar bagi kita warga
luar Jakarta setidaknya hingga tahun 2016 lalu dari media nasional.
Berdasarkan pantauan media ini, selama berada di
pelabuhan bertaraf internasional Kamis hingga Jumat (18-19/7/2019) situasi di
sana cukup aman dan terkendali. Hal ini tidak lain karena peran Polri melalui
Polsubsektor tj Periok.
Untuk meyakinkan daerah sekitar bebas dari tindak
kriminal, bahkan ditengah malam selalu anggota polisi yang terlihat sibuk melakukan
patroli jalan kaki. Hal ini membuat orang-orang yang berniat jahat mengurungkan
niat untuk berbuat jahat.
Kepala Polsubsektor tj Periok, Abdul Hasibuan saat
dikonfirmasi pagi harinya (19/7/2019) mengatakan, timnya selalu hadir tiap saat
di tengah-tengah masyarakat yang berada di sekitar pelabuhan. Hal ini dilakukan
untuk menjalankan salah satu fungsi Polri dalam pencegahan tindak criminal.
“Kita selalu berjaga, saya sendiri baru saja selesai
patrol dari malam. Malam ini saya belum sempat tidur demi memastikan kenyamanan
dan keamanan masyarakat yang menginap disekitar pelabuhan,” ujar Abdul.
Untuk menciptakan kondisi yang kondusif tidak lah
mudah. Untuk itu kata Abdul, perlu melibat semua stake holder disekitar
pelabuhan penguhubung berbagai pulau di tanah air itu.
“Kami melibatkan tenaga kerja bongkar muat (TKBM)
untuk mengawasi. Jika ada masalah sedikit, mereka langsung lapor dan tidak main
hakim sendiri,” katanya.
Saat ditanya apakah pelabuhan tj periok ini sudah
aman dari tindak masalah, ia mengatakan sebaliknya. Karena menurutnya, tj
periok merupakan sumber masalah. Hanya saja kerja keras anggota dan TKBM serta
sekuriti pelabuhan membuat suasana pelabuhan ini aman dan terkendali.
“Selain TKBM, security di sekitar juga kita libatkan
untuk menjaga keaman. Dan hal ini cukup effektif menghilangkan tindak criminal seperti
pencopetan dalam dua tahun terkahir,” ungkapnya.
Mengingat pelabuhan ini didatangi dari berbagai
daerah dengan berbagai karakter sehingga perlu pemahaman penangan khusus jika
terjadi masalah. Misalnya, orang-orang yang lemah lembut kita layani dengan
lemah lembut. Sementara, orang-orang yang berwatak keras terkadang harus
dihadapi dengan nada keras.
Masih kata pria kelahiran Medan itu, terkadang di
pelabuhan itu terjadi percecokan baik antara penumpang maupun dengan pihak
Pelni. Percecokan ini bisa jadi karena tidak disiplin dalam antrian hingga
masalah kelebihan bagasi.
“Jadi kalau terjadi percecokan, kita mediasi dengan
baik-baik. Tapi kalau orangnya harus ditangani dengan nada keras, terpaksa kita
lakukan. Tapi itu hanya sebatas penanganan,” ujarnya dengan logat Medan.
Ditanya masalah yang pernah ia hadapi, ia mengatakan
saat salah satu penumpang datang tanpan uang dan tiket tapi ngoto naik kapal. Karena
kondisi yang bersangkutan cukup memperihatinkan, ia bersama anggota memutuskan
patungan membeli tiket.
“Kalau Pelni kan mana mau tau ada uang atau tidak? Tapi
ini kan kita bicara masalah hati nurani,” akunya.
Lebih lanjut pria yang mengaku tinggal daerah bekasi
Tambun Bekasi itu meminta masyarakat dari berbagai daerah agar tidak perlu
khuatir naik kapal melalui pelabuhan tj Periok. Karena Polsubsektor tj Periok
siap menjalankan amanah dari Kapolri melalui Polsek Tanjung Periok.
“Jadi tidak usah khawtir, karena kita telah diberi
tugas mengayami dan memberi rasa aman dan nyaman oleh atasan dan siap
melaksanakannya,” pungkasnya. (Ndn)