Pemilihan Calon Presiden dan wakil presiden usai
sudah. Beberapa media massa, elektronik, TV dan chanel youtube terlihat berlomba-lomba
menyiarkan hasil pengumuman KPU.
Kubu yang dinyatakan gagal oleh KPU baik Capres/Cawapres, maupun Caleg memilih berontak. Mereka sepakat menolak
hasil pemungutan suara. Diberbagai tempat mereka beberapa kali melakukan rapat tertutup. Dari Hasil pertemuan - pertemuan itu keluar sebuah ultimatum meminta KPU dan MK Pemilu ulang, atau perang.
Disatu sisi, Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat
yang merasa telah dimenangkan oleh KPU berdasarkan hasil pemilu Luber dan
Jurdil tidak mau melaksanakan pemilu ulang dengan berabagai alasan. Salah satu
alasanya adalah biaya pemilu yang mencapai triliunan rupiah.
Disaat kubu yang gagal terus menggaungkan perang,
para pendukung bermunculan menyatakan dukungan untuk pemilu ulang atau perang.
Sementara
itu, pendukung pemenang yang telah diumumkan oleh KPU membalas dengan
pernyataan panas “Siap perang”.
Tak Sampai seminggu, para demonstran dari kubu yang
kalah turun kejalan. Tidak hanya sekedar demonstrasi. Mereka bahkan merusak
berbagai fasilitas umum yang ada disekitar. Mengompori TNI -POLRI agar berbuat kekerasan.
Tidak mau tuntutan yang kalah sampai
disetujui oleh KPU dan MK, para pendukung kubu pemenang ikut turut ke jalan. Bentrokan
pun terjadi hingga menyebabkan ratusan ribu nyawa melayang, sedangkan jutaan lainnya mengalami luka-luka.
Bentrokan ini membuat Amerika dan sukutunya ikut perang bersama kubu pemerintah. Alasanya, karena Amerika adalah polisi dunia.
Menujukan keseriusannya, Amerika
langsung kirim beberapa kapal perang untuk menghacurkan oposisi.
Tidak mau kalah, Rusia di bantu China, Iran dan
Turki langsung menyerukan perang bersama oposisi melawan Amerika dan sukutunya.
Disebuah Tempat Pemakan Umum (TPU) terlihat seorang
dukun, bernama Madon sedang komat kamit menerawang kejadian yang akan terjadi
di Indonesia.
“Indonesia,
Indonesia. NKRI ku tercinta tercabik-cabik oleh Perseteruan Paman Sam dengan
Beruang Putih. Kolam susu berubah menjadi kolam darah. Tanah surga kini jadi tempat
para Iblis yang telah bangkit keluar dari istana neraka,” kata Madon berbicara
penglihatanya.
Kelima murid Madon terlihat ikut mengucapkan ulang
ujaran sang guru dengan isak tangis bak kehilangan seorang kekasih.
Di Jakarta, terlihat Tugu Monas hancur lebur oleh
rudal – rudal Rusia dan Amerika. Bandara Internasional Sukarno Hatta pun sudah
tak terlihat lagi. Belum lagi gedung – gedung tertinggi terlihat membentuk bukit reruntuhan.
Kemudian di Surabaya, bom dengan brutalnya terlihat
menghancurkan Tugu Pahlawan dan Jembatan Merah hingga mal Tunjungan Plaza yang
sempat jadi kebanggaan orang Subaya bentuknya tak terlihat lagi.
Selain di kedua kota terbesar di Indonesia, Istana Maimun yang juga merupakan kebanggan
orang Sumtara Utara dihancurkan oleh pesawat-pesawa tempur asing.
Hutan kalimatan dan Riau yang dulunya jadi paru-paru
dunia kini terbakar hangus oleh genderang perang pasukan pasukan asing.
Ya, karena sekarang justru yang pertempur di Zamrud Khatulistiwa adalah antara Amerika-Barat versus Rusia China dan Iran.
Ditengah perang, mulai dari Presiden RI, Jokowi, kubu Prabowo, SBY, Megawati hingga jajaran mentri dan para Jendral mulai meratapi kehancuran
Indonesia.
Mau menghentikan perang juga sudah terlambat untuk damai.
Ditengah penyeselan, masing-masing pihak saling menyatakan perang hingga
tetes darah penghabisan. Kedua kubu sama-sama yakin menang karena di dukung
oleh asing.
Kembali ke Pak Madon, “Kenapa para petinggi negeri ini tidak menyadari ini semua. Hoi, sadar
lah!! sadar lah kalian para pemimpin. Kalian teriak asing-asing. Tapi kini kalian telah dimanfaatkan
asing untuk melumuri darah bumi pertiwi. Satu untuk kita, Indonesia Apocalypso.
Mari hidup tanpa pikiran,” ujar Madon dengan wajah gundah.
Diiringi urain air mata yang terus mengalir di
wajah, Madon mengambil sebuah pisau silet. Diirisnya lah tanganya hingga
mengeluarkan tetesan darah sambil berkata “Kiama
damasi zombie sanya. Bakai mata dabur bekemata dasanya,” ungkap Madon
membacakan mantra dengan meneteskan darahnya disalah satu kuburan.
Belum juga usai membacakan mantara, di dalam kuburan
terlihat mayat-mayat mengeluarkan asap merah darah dari mulut mayat-mayat yang telah menjadi tulang belulang.
Asap itu
kemudian menembus tanah keluar ibarat pisau tajam dan melambung ke angkasa. Lalu
turun kembali mengelilingi Madon.
“Tekemanasia
bume hisenya,” perintah Madon pada asap-asap itu.
Seolah sudah mendapat perintah dari tuanya,
asap-asap merah tadi hilang seketika.
Sementara di berbagai kota Indonesia. Dijalanan hingga
dalam reruntuhan gedung terlihat lusinan mayat.
Disana lah
asap-asap tadi pergi menyelimuti setiap mayat.
Begitu dihinggapi asap yang dari kuburan, arwah mayat mayat yang telah kebanyak kehilangan bagian tubuh karena ledakan bom pergi ke langit dimana para Malaikat ada. Sedangkan mayat mereka
berjalan dengan roh baru yaitu roh asap sihir pak Madon.
Ribuan mayat telah bangkit, diantara para mayat itu tidak ada permusuhan. Mereka semua terlihat kompak mencari setiap insan yang masih hidup untuk dimakan hidup-hidup. Disetiap sudut kota, disetiap jalanan dipenuhi oleh mayat hidup yang disebut Zombie. Para Zombie tanpa arahan mendatangi dimana ada kehidupan.
Satu persatu manusia yang masih hidup mereka incar dan memakannya hidup-hidup.
Isak tangis dan teriakan kesakitan terdengar setiap kali para Zombie itu memakan sisa manusia yang masih hidup.
Isak tangis dan teriakan kesakitan terdengar setiap kali para Zombie itu memakan sisa manusia yang masih hidup.
Berlanjut …….
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada nama, tempat atau peristiwa yang sama kami mohon maaf sebesar-besarnya.
Salam NGOPI NGOBROL.
Dan jangan lupa cerita lanjutnya.......
Oleh Setianus Zai