Rain, aku Raina Adelia bukan siap-siapa tapi aku turun ketika bumi bergemuruh bersama rintik-rintik bisik yang basah, fiksi mini adalah aku kata adalah sarana dan cinta adalah nyawa.
Petir dia orang baru yang kukenal akhir-akhir ini sejak malam sebelum kami pulang menontor teater senja, pendekatan itu berawal dari kami bertemu di gedung teater yang sama, berangkat sendiri dengan scoopy, datang terlambar dan terburu-buru berlari menuju gedung dengan seru.
Ada ya kebetulan pada acara yang sama, hari yang sama dan jam yang sama, kadang pencipta suka memberikan cerita tanpa di sangka ! Kamipun saling bicara sambil tertawa karna sama yang tanpa sengaja.
Sejak hari itu petir sering menelpon dan memberi kabar tanpa di tanya, bahkan yang mengejutkan dia mengenalkan aku pada keluarga nya and not feeling bad.
Sayangnya perkiraanku salah kukira dia sama sepertiku masih sendiri untuk menenangkan kenangan yang menggenang, ternyata dia sudah memiliki kekasih hati ketika tiba-tiba dia bercerita denganku beberapa sesak mengetuk kalbu, kukira kami saling cinta ternyata tidak !
"Petir namanya sesekali menggelegar ! kadang aku (Rain) berfikir hanya perlu jatuh berkali-kali tanpa menyesali meski hanya menjadi pelarian di saat dia butuh jeda tanpa memberi aba-aba"