Sebelum dimulainya pesta demokrasi pada 17 April 2019 lalu, Amien Rais (AR) terlebih dahulu menyatakan akan menggerakkan masyarakat untuk melakukan aksi people power . Pernyataan AR ini disampai untuk mewanti-wanti jika terjadi kecurangan pada pemilu pada tahun 2019.
Demikan acara Ngopi dan Ngobrol kita malam ini. Dan jika ada kekurangan atau kesalahan, saya mohon maaf sebesar-sebesarnya.
Sebelum melanjutkan aksi zaman Jokowi, kita kembali menyimak sedikit people power tahun 1998 yang membuat Suharto pada akhirnya mundur dari kursi kepresidenan.
Waktu itu, saya masih duduk di bangku kelas III SMP, dan sebagai pelajar yang hobi mengikuti politik hampir setiap detik saya mengikuti detik-detik pemberitaan people power yang diberitakan oleh Media Televesi.
Aksi people power di zaman Suharto disebabkan oleh berbagai hal yang intinya para demonstransi yang ikut aksi people power adalah menghilangkan K2N atau yang sering kita dengar dengan istilah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
Mengingat aksi masa yang terus ikut dalam aksi people power saat itu, dengan legowo President RI ke 2 yang berkuasa selama 32 tahun akhirnya mengundurkan diri. Dan akhirnya pesta kemenangan disambut dengan ria oleh para peserta people power.
Kalau dizaman Suharto dilakukan gerakan people power menurut saya sah-sah saja mengingat lamanya berkuasa Suharto ditambah lagi dengan krisis moneter yang merontokan rupiah hingga angka Rp 16.000 per Dollar US. Belum lagi korupsi para oknum pejabat saat.
Selain itu, kesenjangan antara yang Kaya dan miskin, kesejangan antara pejabat dengan masyarakat biasa membuat masyarakat semakin geram dan aksi people power pun semakin tak terbendung.
Lalu bagaiman dengan people power yang digagas AR kali ini?
AR dikenal sebagai salah satu tokoh reformasi atau penggerak reformasi saat itu. Dan dizaman Jokowi, AR kembali menggaungkan people power.
Menurut saya, people power kali ini tidak tepat. Karena hanya bicara masalah kecurangan Pemilu. Padahal seperti diketahui bersama kalau KPU dan Bawaslu sudah ada sejak tahun 1999 para komisionernya dipilih oleh para anggota DPR sendiri. Dan pertanyaan mendasarnya adalah bagaiman mungkin KPU curang disaat semua data bisa di akses oleh siapapun di website?
Dilihat dari keberhasilan menumbangkan Suharto, AR yang merupakan salah satu tokoh reformasi sudah dari awal mengancam Negara ini dengan "people power". Hal ini patut diduga karena memang sudah ada tanda kekalahan pasangan yang ia dukung. Dan menurutnya people power merupakan jalan terbaik menumbangkan Jokowi dan kemudian menggantikan Prabowo sebagai Presindet. Hal ini saya katakan, karena niat dari para peserta people power kali ini ingin mendiskualifikasi Jokowi.
Kira-kira berhasil kah people power kali ini menumbangkan Jokowi? Menurut saya berat. Karena parta pendukung Jokowi tidak akan tinggal diam. Dan masayrakat yang memilih Jokowi juga bakal berontak. Lalu, hasil akhirnya adalah perang saudara.
Harapan saya, semoga TNI-POLRI bisa menangkap para tokoh utama dibalik ini.
Demikan acara Ngopi dan Ngobrol kita malam ini. Dan jika ada kekurangan atau kesalahan, saya mohon maaf sebesar-sebesarnya.