Jika biasanya virus dikenal dapat melumpuhkan hingga
mengakibatkan kematian, tidak dengan virus yang di ATCV ini.
Berdaasarkan dari penemuan para ilmuwan terkemua,
virus ini justru melebih membahayakan. Pasalnya, virus ini dapat mengakibatkan
seseorang bodoh.
Berdasarkan penelitian, orang yang terinfeksi virus
ATCV-1 mengalami penurunan kemampuan spasial atau pengenalan ruang, serta
kemampuan otak untuk mengenali gambar.
Tirus ATCV-1 juga mempunyai kemampuan untuk mengatur
ekspresi gen yang ada di dalam tubuh manusia dalam jumlah besar, setelah
berhasil menggandakan DNA mereka sendiri. Virus ATCV-1 akan mempengaruhi
kemampuan kognitif manusia, sembari mengambil alih gen-gen di tubuh untuk
membantu memperbanyak diri mereka.
Dari paparan para ilmuwan kemampuan ATCV-1 untuk
membuat inangnya menjadi bodoh dilatarbelakangi oleh sejumlah alasan.
Alasanya salah satunya adalah tubuh inang berhenti
mengirim 'sinyal' bahaya ke sistem imun tubuhnya, sehingga virus-virus ini bisa
terus berkembang biak tanpa adanya penghalang. Virus ATCV-1 dapat mempengaruhi
kognitif manusia, lalu mengambil alih gen-gen di tubuh untuk membantu
memperbanyak diri mereka.
Berdasarkan penelitian lanjutan yang dilakukan para
peneliti terhadap tikus-tikus, efek penurunan kecerdasan tersebut ternyata juga
ditemukan dapat "menyerang" tikus-tikus percobaan.
Tikus-tikus yang sengaja diberi virus ATCV-1 oleh
para peneliti, ternyata tidak mampu lagi untuk melakukan tugas-tugas sederhana
seperti menemukan sepotong keju dalam sebuah labirin, yang bisanya mudah mereka
temukan dalam keadaan normal.
Penemuan virus ATCV-1 yang biasanya hidup di
kerongkongan manusia ini, kontan membuat para ilmuwan bertanya-tanya. Apakah
masih ada banyak virus atau bakteri di luar sana yang memiliki kemampuan
mengubah sifat dan kepribadian manusia?
Kini bukan lagi mustahil, bahwa munculnya beragam
sifat hingga kecerdasan manusia bukan hanya karena pendidikan, tetapi oleh efek
makhluk-makhluk mikroskopis di dalam tubuh kita. Contoh nyatanya adalah virus
kebodohan yang telah ditemukan para peneliti ini.