Jangan Move on ya |
Untuk mengunjungi alam Khayalan ini susah-susah gampang. Sebab, kita bisa berkujung ke sana saat pikiran kita melamun dan membayangkan hiruk pikuk dunia ini.
Langsung saja, di alam khayalan ini terdapat sekumpulan orang-orang pintar namun sangat serakah. Mereka hanya mementingkan diri sendiri. Dan terkadang sedikit mementingkan kepentingan golongan mereka. Tujuan mereka adalah bagaimana mempertahankan diri dan tetap berada di puncak kekuasaan dan puncak kejayaan.
Berikut perjalanan saya di alam Khayalan
Ketika pemimpin disana tidak memiliki prestasi, mereka memanfaatkan orang-orang berpengaruh sebagai media penyambung lidah pada warganya. Tujuannya, untuk menyampaikan pada warga bahwa mereka cukup berprestasi. Selain memakai orang berpengaruh sebagai media penyambung lidah, mereka juga kerap kali memanfaatkan berbagai komunitas besar untuk memberikan mereka apresiasi. Apresiasi itu tidak lah benar, melainkan dibeli dengan mahkota bunga mawar sebagai alat tukar di alam itu. Ya, disana ada banyak organisasi penyedia berbagai penghargaan. Penghargaan itu itu dimulai dari Surat ucapan terimakasih hingga sertifikat kepahlawan.
Contoh simple, apabila pelayanan yang diberikan para pemimpin disana pada warga kurang bagus, maka para pimpinan berkonsultasi pada orang berpengaruh tadi. Kemudian, setumpuk mahkota bunga mawar sebagai simbol uang tadi diberikan pada para tokoh itu. Dan tokoh ini pun bekerja keras menyampaikan pada warga bahwa pimpinan yang berkuasa saat ini sangat bagus. Karena sering mendapat berbagai penghargaan dari berbagai komunitas, mindset (pola pikir) masyarakat disana terbentuk. Sehingga pandangan mereka baik terhadap pimpinan yang mereka sebut sebagai ketua kelompok atau ketua suku.
Sementara, itu untuk menjadi tokoh atau orang-orang berpengaruh disana tidak lah mudah. Sebab, para tokoh itu begitu mana mereka mulai redup mereka juga membayar tokoh lain sebagai media penyambung lidah agar masyarakat tetap percaya terhadap mereka. Dan jika itu tidak berhasil, mereka membuat rusuh. Sedangkan masyarakat disana suka kedamaian. Jadi daripada ribut-ribut mereka memilih diam dan seolah-olah percaya dan menerima kenyataan yang ada.
Salah satu warga yang heran atas kedatangan saya di dunia mereka, mengatakan akan ada saatnya bagi para ketua kelompok/suku itu tumbang oleh perkembangan zaman. Karena cara-cara mereka secara pelan telah menimbulkan rasa muak masyarakat. Hanya saja, untuk keluar dari kondisi itu katanya tidak lah mudah. Jadi biar lah waktu yang menjawab, katanya.
Menurut warga itu, alam Khayalan itu bisa diperbaiki. Hanya saja, orang-orang yang berpengaruh yang dipakai sebagai media penyambung lidah itu belum siap. Karena mereka juga masih butuh para pemimpin atau ketua kelompok disana agar dapur mereka tetap nyala.
Jadi intinya untuk mengubah alam/dunia Khayalan ini, ada pada orang-orang pengaruh tadi untuk merubah yaitu tidak mau bekerjasama dengan para penguasa alam Khayalan. Sebab, mereka-mereka ini merupakan alat pembodohan warga mereka sendiri.
"Memang ada sebagian tokoh yang berpengaruh bersih dan jujur, tapi sayangnya hanya satu diantara ribuan. Jadi kalau kamu (penulis) ingin berbisnis disini, maka bisnis pembodohan lah yang laris," ungkapnya lalu saya pun kembali ke alam sadar yaitu di dunia saya saat ini.
Sekian dan terimakasih. Semoga kejadian ini tidak terjadi di Indonesia. Namun jika ada kesamaan, itu tidak lain merupakan kebetulan semata.