Perlukah Manusia belajar dari Hewan?

Sebenarnya, saya ingin memberikan judul artikel ini “Manusia perlu belajar dari hewan”, namun saya takut para professor-doctor atau para ahli agama dan lain sebagainya marah. Jadi saya berpikir lebih baik menulisnya dengan mengakhiri tanda ‘?’.

Karena judulnya bertanya, maka mari kita akan menanyakan diri kita. Perlu kah kita belajar dari binatang? Bukan kah derajat kita sebagai manusia lebih tinggi dari hewan?
Sebagai manusia, sebelum saya meneruskan artikel ini, izin saya meminta maaf jika ditemukan banyak kesalahan dan penafsiran.

Selain itu, setiap dari kita saat berbuat salah dengan enteng menyatakan “manusia tidak ada yang luput dari kesalahan”. Ya, saya hanya manusia biasa. Yang ingin menyampaikan sesuatu yang belum tentu juga saya mahir atau hebat dalam tersebut.

Menolak kata-kata baik (bijak,positif,membangun, dsb) dari orang lain karena pernyataan tidak sesuai dengan perbuatan adalah salah satu kesalahan besar. Alasanya? Setiap individu dari kita (manusia) memiliki titik lemah dan titik kuat. Kekurangan dalam menjalankan adalah kekurangan, kekuatan dalam bicara dan mengalisi sesuatu adalah kelebihan. Maka itu kenapa Tuhan menciptakan Adam dan Hawa agar manusia lebih banyak tercipat. Tujuannya? Agar saling menjadi cermin buat yang lain.
Kembali pada topic, Perlukah manusia belajar dari hewan?
Jawabanya “ya dan tidak”.

Saat ini kita sudah lebih pintar dari para penemu berbagai sumber ilmu pengetahuan terduhulu. Karenanya, jawaban tidak saya tidak akan menulis dengan alasan “saya yakin kita semua tahu”.
Jawab “ya”

1.     



Belajar dari semut. Semut selalu bekerja pada musim panas untuk mengumpulkan makanan. Lalu pada musim hujan semut tidak didalam sangkarnya dan menikmati hasil kerja kerasnya selama musim panas. Selain itu, kerjasama tim antar semut sejenis juga sangat luar biasa. Karenanya, ular, Lipan dan berbagai binantang besar lainya dapat mereka jadikan mangsa.
Berikut hal-hal yang perlu kita pelajari dari semut

                               I.            Semut suka kerja keras
                            II.            Semut suka menabung
                         III.            Semut ahli dan kerjasama tim
                         IV.            (……………) jika ada hal lain dari semut yang dapt kita jadikan pelajaran mohon bantuanya diisi titiknya lewat komentar.



            Belajar dari Cicak
Cicak yang dapat kita tangkap dengan tangan kosong, kita bisa menemukan dimana saja. Mulai dari gubuk hingga istana kerajaan, kita dapat menemukan cicak.
Namun apa yang bisa kita pelajar dari cicak?

Untuk mencari makan (rejeki-kalau versi manusia) dia pergi dari hutan hingga istana kerajaan. Agar manusia tidak memusuhi nya (cicak) dia menujukan sikap yang tidak berbahaya, dia lembut dan bahkan menguntungkan manusia.

Berikut kesimpulan belajar dari cicak.

                               I.            Jika suatu tempat tidak bisa mendapat peluang, maka pergilah merantau.
                            II.            Tunjukan sikap lemah lembut.
                         III.            Tunjukan bahwa kita menguntung bagi orang lain.

3.      
     

Belajar dari Anjing


Mohon maaf, hewan yang 1 ini mungkin agak kurang baik bagi sebagian orang. Itu adalah hak anda (bagi yang tidak suka), saya hargai hal itu.

Alasan kenapa harus belajar dari Anjing tidak lain karena kesetiaanya sangat tinggi. Anda bisa membaca berita atau artikel tentang kesetiaan anjing pada majikan atau sahabatnya (sesame anjing).

Diakhir zaman ini, kesetian sangat jarang ditemukan. Karena hal itu, kita tidak jarang mendengar nasehat “pada saat ketawa banyak teman, namun pada saat menangis sendirian meratapi”.

Kestiaan sangat penting dalam berbagai hal. Sebab karena kesetian hal orang bisa memberikan kestiaan. Dan itu alasan kenapa banyak dari berbagai golongan,suku-bangsa, agama memilih memelihara anjing.

Selain itu, anjing juga merupakan polisi untuk tuan. Maka itu sampai Ahok menyatakan dirinya Anjing penjaga uang orang Jakarta. Alhasil, pernyataan ini langsung membuat ahok dicintai oleh rakyatnya.

Saya bukan manusia gila yang menyuruh orang lain untuk jadi Anjing. Saya menulis artikel ini dengan pertanyaan “jika hewan saja memiliki sikap baik? Kenapa manusia tidak?”

Berikut hal yang bisa dipelajari dari Anjing
i.                    Setia
ii.                  Menjadi penjaga tuanya.

4.     

Prey mantis dapat membunuh Ular
Prey mantis Hewan yang satu ini, saya tidak tau apa nama bahasa Indonesia. Saya akan menyebutnya sebagai belalang pendoa mengingat tangannya selalu dalam posisi berdoa.

Hewan ini, sangat menganggungkan, karena doanya yang kuat dia bahkan bisa membunuh seekor ular.

Benar atau tidak? Tapi percayalah, Doa itu besar kuasanya. Dan juga akan menjauhkan kita dari segala kejahatan sebab tidak mungkin kita akan terus berbuat salah sementara setia saat kita berdoa (berkomukasi dengan Tuhan).  

 Next...Sikap Hewan yang sia-sia




Jonny Richards

Templateify is a site where you find unique and professional blogger templates, Improve your blog now for free.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Terkini