awalnya kehidupan Ana baik-baik saja, tapi semenjak pacarnya meninggal, ia merasa kesepian dan selalu menyendiri.
seperti biasa Ana bekerja setiap hari, untuk menafkahi dirinya lantaran dia merupakan anak yatim piatu, dan yang dia tidak tahu bahwa akan ada sesuatu yang akan menimpa dirinya suatu saat.
pagi itu Ana melakukan aktivitasnya dan pergi bekerja dengan mengendarai mobil milik kekasihnya, namun di tengah perjalanan ia tidak sengaja menyaksikan pembunuhan yang dilakukan oleh empat orang laki-laki yang tak di kenalnya.
malangnya, ia ketahuan sama mereka karena Ana tidak sengaja memotret tindakan yang dilakukan oleh keempat pria tersebut.
karena kepanikan itu, dia langsung menancap gas mobil agar dirinya tak di tangkap, di tengah ketakutannya mobilnya mogok di tengah jalan.
sialnya, keempat pria terus mengejarnya, Ana yang tahu dirinya di kejar, ia langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam hutan, dan terjadilah aksi kejar-kejaran.
setelah lama berlari ia sempat kelelahan, namun dia terus berlari sehingga dia sampai di kaki gunung yang penuh dengan bebatuan.
ia tiba -tiba teringat kebersamaannya bersama pacarnya waktu memanjat tebing, namun karena tidak ada jalan lain ia langsung memanjat tebing tinggi itu.
setelah sampai di tengah-tengah tebing tinggi itu, ia langsung panik karena orang-orang itu sudah sampai di kaki tebing tepat di bawah kakinya.
keempat laki-laki itu mencari jalan lain agar sampai di atas tebing, Ana yang mengetahui hal itu ia di penuhi ketakutan.
anehnya, keempat orang tersebut sudah mencapai tebing. namun tiba-tiba mereka melempari Ana dengan batu dan menyuruhnya menyerahkan kameranya itu.
tapi karena dewa berpihak pada Ana dirinya masih selamat, Ana yang takut pun ia hanya bisa duduk di bebatuan dengan beralaskan tenda yang di gunakan oleh orang-orang yang memanjat sebelumnya.
tiba-tiba, muncullah satu orang di depannya dan hendak membunuhnya, tapi berkat kecerdasan Ana ia berhasil menjatuhkan orang tersebut ke bawah tebing.
di malam harinya, ia menyaksikan bos dari ketiga orang itu membunuh salah satu anggotanya dan menjatuhkannya ke tebing tepat di depan Ana, dia yang ketakutan hanya bisa menangis.
besok paginya ,tinggal dua orang saja yang tersisa, lagi-lagi yang satunya menghampiri ana menggunakan tali dan meminta Ana untuk menyerahkan kamera itu.
tapi dia yang ketakutan dengan kejadian tadi malam, tak sengaja memberi tahu orang itu bahwa yang membunuh temannya adalah bosnya sendiri.
mendengar itu ia langsung menyarankan Ana agar memberi kameranya tanpa memori, dan setelah laki-laki itu sampai di atas tebing ia langsung menyerahkan kamera tersebut.
tapi bos yang tahu dia di tipu oleh anak buahnya sendiri, ia langsung membakarnya hidup-hidup dan mengantungnya di tali di depan Ana.
Ana yang takut pun hanya bisa menyaksikan pembunuhan itu di depan mata sendiri, namun tiba-tiba betapa kagetnya dia melihat bos ada di hadapannya.
dengan cepat ia mengambil pisau dan melawan bos gangster itu dengan menusuknya dengan pisau, lagi-lagi dewa berpihak pada Ana.
akhirnya sang bos itu jatuh ke bawah tebing dan Ana pun selamat dengan menggunakan tali untuk memanjat tebing, sehingga ia jatuh lemas karena kelelahan.