Menilik Bangunan Bersejarah Di Kota Solo,Keraton Surakarta Hadiningrat

 


Keraton Surakarta Hadiningrat sebagai ikon kota Solo merupakan pusat perkembangan dan kebudayaan di kota Solo.Oleh karena itulah Kota Solo memiliki semboyan THE SPIRIT OF JAVA.

 

Keraton Surakarta Hadiningrat ini dibangun pada masa pemerintahan Pakubuwono II tahun 1744 dan diresmikan tahun 20 Februari 1745 atau dalam kalender Jawa 17 Suro 1670.Keraton Surakarta Hadiningrat ini merupakan pindahan dari Keratin Kartasura yang hancur akibat pemberontakan orang-orang Cina dan orang-orang Jawa yang non VOC,pemberontakan itu disebut GEGER PECINAN tahun 1743.

 

Sebelum dipindahkan Pakubuwono II membentuk sebuah tim untuk menentukan lokasi dimana akan dibangun Keraton karena menurut Pakubuwono II Keraton Kartasura telah tercemar karena peristiwa pemberontakan tersebut sehingga perlu dipindahkan.Terdapat 3 lokasi kandidat yang akan dipilih menjadi lokasi berdirinya keraton.Lokasi itu adalah Desa Kadipala,Desa Sana Sewu dan Desa Sala.Menurut Tumenggung Hanggawangsa sebagai ahli nujum dalam tim bentukan tersebut Desa Sala merupakan tempat yang tepat untuk mendirikan keraton karena kalau keraton didirikan di Desa Sala maka keraton akan jaya,kuat dan stabil selamanya seperti yang tertulis dalam BABAD GIYANTI.Lalu Pakubuwono II pun menyetujuinya dan Desa Sala pun menjadi tempat untuk mendirikan keraton walaupun Desa Sala merupakan daerah berawa dan terletak di tepi Sungai Bengawan.

 

Untuk masuk ke dalam Keraton Surakarta Hadiningrat melalui GAPURA GLADAK lalu menuju ALUN-ALUN UTARA hingga sampai KORI BRODJONOLO.Kori Brodjonolo berasal dari kata Kori yang artinya pintu,Brodjo yang artinya senjata tajam dan Nolo yang artinya hati,sehingga Kori Brodjonolo dapat diartikan bahwa setiap orang yang lewat pintu ini harus memiliki rasa/hati dan dapat memakai hati/perasaannya dalam setiap perilaku.

 

Bersebelahan dengan Kori Brodjonolo terdapat bangunan SITI HINGGIL.Siti Hinggil berasal dari kata Siti yang artinya tanah dan Hinggil yang artinya tinggi,Siti Hinggil berarti tanah atau bangunan yang ditinggikan.Dulu untuk meninggikannya diambil tanah dari Tolowangi yang tanahnya harum.Siti Hinggil digunakan sebagai tempat untuk menobatkan Raja dan menerima tamu keraton.

 

Siti Hinggil dibangun saat keraton dipindahkan dari Kartasura ke Solo.Siti Hinggil memiliki beberapa bangunan dan benda-benda bersejarah didalamnya.Bangunan tersebut adalah:

1.Kori Wijil sebagai gerbang utama yang terletak disebelah utara dan tersusun dari anak tangga dimana pada salah satu anak tangganya terdapat batu yang dulu digunakan untukemenggal kepala Trunajaya dan batu tersebut diberinama Selo Pamecat

2.Bangsal Martalutut

3.Bangsal Singanegara

4.Bangsal Sewayana

5.Bangsal Manguntur Tangkil

6.Bangsal Witana

7.Bale Manguneng

8.Bangsal Gandhek Kiwa

9.Bangsal Gandhek Tengen

10.Bangsal Angun-Angun

11.Bangsal Balebang

12.Kori Renteng Baturana dan Kori Mangu

Sedang benda bersejarah yang ada didalam Siti Hinggil antara lain:

1.Meriam Kyai Bringsing

2.Meriam Kyai Bagus

3.Meriam Kyai Nangkulo

4.Meriam Kyai Kumborowo

5.Meriam kyai Kumborawi

6.Meriam Kyai Sadewo

7.Meriam Kyai Alus

8.Meriam Kyai Pamecut/Kyai Kumali/Kadal buntung

 

Dari Kori Brodjonolo terdapat bangunan BALEROTO yaitu sebuah tempat terbuka yang terletak dibelakang patung kembar penjaga keraton yang bernama Cingkorobolo dan Baloupoto.Baleroto dibangun pada masa pemerintahan Pakubuwono X.

 

Dari Baleroto masuk ke KORI KAMANDUNGAN yaitu pintu masuk dengan gaya kupu tarung.Disebelah selatan ada Manderata.Kamandungan berasal dari kata Mandung yang artinya berhenti jadi Kori Kamandungan berarti setiap orang yang akan masuk kedalam keraton melalui pintu ini harus berhenti sejenak untuk mempersiapkan diri lahir dan batin.

 

Pada Kori Kamandungan disisi timur,barat dan selatan terdapat cermin besar ,disisi atas t…


Jonny Richards

Templateify is a site where you find unique and professional blogger templates, Improve your blog now for free.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Terkini