Untuk, kali ini kita ngopi dan ngobrol membahas 3 type orang yang lupa kalau punya otak. Tujuannya agar kita yang masih sadar punya otak tidak terjebak di dalamnya.
1. Pemarah; Jika anda menemukan ada orang yang kerjanya marah melulu, cukup berpikir positif aja dengan memahami bahwa sebenarnya dia lupa kalau punya otak.
Alasannya kita menyebut mereka lupa pake otak lantaran seolah tidak ada solusi. Padahal, di dunia ini tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya jika otak yang digunakan dipakai untuk berpikir.
Memang, tidak semua solusi atas sebuah masalah dapat terpecahkan dengan cepat. Sementara waktu terus mendesak agar masalah itu terpecah. Untuk itu, jika anda adalah salah satu pemarah, maka gunakan metode creative thinking atau berpikir kreatif dalam mencari sebuah solusi. Dan agar amarah itu tidak sampai meledak, hendak kawan berpikir positif.
2. Orang Bodoh; Yang membedakan orang pintar dan bodoh sebenarnya hanya satu. Jika orang pintar tau punya otak sehingga ia gunakan untuk mengisi berbagai ilmu pengetahuan. Sedangkan orang bodoh sebaliknya lupa kalau ia memiliki otak. Akibatnya ia enggan untuk belajar dan menerima masukan atau nasehat dari orang lain.
Bersabar dan cuek adalah trik menghadapi orang bodoh. Karena kalau ikut berdebat atau berdiskusi dengan orang bodoh justru hanya membuat diri kita lebih bodoh. Alasannya, sudah tau bodoh ngapain ajak diskusi!
Jika anda adalah orang yang merasa bodoh! Maka selamat, karena anda adalah sebenarnya orang pintar. Karena saya yakin dengan kesadaran atas kebodohan itu anda akan terus belajar.
3. Arogan; Bertindak semborono adalah type berikutnya orang yang lupa kalau ia memiliki otak. Hal ini karena ia terlebih dahulu bertindak baru menyesal kemudian.
Melakukan sebuah tindakan atau mengambil sebuah keputusan dalam situasi darurat memang penting. Tapi tanpa disertai pemikiran kreatif juga percuma karena hasil akan sia-sia bahkan merugikan diri sendiri dan sekitarnya.
Itulah 3 jenis manusia yang lupa kalau punya otak. Semoga dengan paham ke tiga jenis manusia itu tidak terjerumus dalam salah satu bagian darinya. Sehingga dalam menghadapi covid-19 ini kita bisa hadapi dengan smart.