Muji mengisahkan, awal tahun 2018 ia pikir awal dari masalah. Karena saat itu ia di PHK di salah satu pabrik kain.
Tidak ingin keluarga yang ia bina menderita kelaparan, Muji mulai mencari ide buat usaha. Sebab menurutnya, jika bekerja di sebuah perusahaan pasti akan ada saatnya di PHK. Untuk itu, uang sebanyak Rp 30 juta ia pakai untuk beli mesin tebu seharga Rp 10 juta. Kemudian, ia memberanikan diri kredit mobil dengan DP Rp 7,5 juta. Sedang sisanya ia gunakan untuk kebutuhan sehari.
Mobil ia beli untuk mengambil tebu langsung dari petani. Sebab harga di sana jauh lebih murah jika dibanding pengecer keliling ataupun yang di jual di pasar.
Perjalan Muji memang tidak mudah karena ia sering diusir di pinggir jalan oleh pemilik tanah. Tapi berkat ketekunan ia akhirnya menemukan sebuah lahan kosong persis di bahu jalan. Di sana memang sudah ada beberapa yang jualan dan mengizinkan belia untuk berjualan.
Sudah dapat lahan kosong, awal-awal ia jualan sangat jarang yang beli. Bahkan pernah dalam sehari ia tidak memiliki pelanggan.
Sempat putus asa, tapi Muji tidak mau menyerah demi anak istrinya. Selama tidak memiliki pelanggan, ia mengaku hanya makan nasi dan garam. Tujuannya agar modal usaha tidak terpakai.
Berkat doa dan ketekunan, setelah 6 bulan berlalu perlahan pelanggan mulai berdatangan. Sekarang, Muji sudah bisa melunasi mobil dan bahkan memiliki rumah rumah.
Doa tanpa usaha atau usaha tanpa doa adalah sia-sia. Sebab rejeki memang sudah ada yang atur, tapi tanpa usaha rejeki takkan datang.
Semoga menjadi inspirasi untuk pembaca....