Amerika Punya Helen Keller, Indonesia Punya Angkie Yudistia

Tidak sedikit orang normal selalu mengeluh akan hidup mereka. Dengan berbagai alasan mereka menyalahkan berbagai pihak atas kegagalan yang didapat.

Kesuksesan dan kegagalan adalah berasal dari kita sendiri. Setidaknya itu lah yang bisa saya garis bawahi setelah Presiden kita tercinta Jokowi memilih wanita disabilitas Angkie Yudistia sebagai salah satu staf khusus presiden.

Dengan diangkatnya Angkie Yudistia ini membuat saya teringat sosok wanita yang lahir 1880 di Amerika. Meskipun berbeda, tapi keduanya merupakan wanita yang pantas untuk dijadikan contoh meraih sebuah kesuksesan.

Helen Keller.

Helen Keller awalnya lahir normal pada tahun 1880. Namun di usia 19 bulan ia diserang dengan penyakit yang menyebabkan dirinya buta dan tuli.
Helen Keller kecil menjadi frustasi karena kesulitas berkomunikasi, sering marah, dan sulit diajar.
Namun siapa sangkat, pada 34, Helen Keller berkeliling Amerika untuk menjadi aktivis, konselor, maupun dosen terutama untuk anak-anak yang memiliki keterbatasan seperti dirinya. Dengan didampingin Anne Sullivan, dia juga mengunjungi para tentara di sekeliling Eropa yang terlibat Perang Dunia II.

Dan pada usia 43, Helen menjadi juru bicara bagi American Foundation for the Blind dan mengurus penggalangan dana, serta pengembangan sistem pendidikan yang lebih baik bagi penderita keterbatasan fisik.

Helen adalah seorang penulis buku-buku motivasi. Menulis ini dimulai Helen saat berusia 11 tahun. Sebelum meninggal, Helen Keller tercatat menulis artikel serta buku-buku terkenal, diantaranya The World I Live In dan The Story of My Life (diketik dengan huruf biasa dan Braille, yang menjadi literatur klasik di Amerika dan diterjemahkan ke dalam 50 bahasa. Ia berkeliling ke 39 negara untuk berbicara dengan para presiden, mengumpulkan dana untuk orang-orang buta dan tuli.

Angkie Yudistia 

Lalu bagaimana dengan Angkie Yudistia? Angkie Adistia juga merupakan penyandang disabilitas. Meskipun demikian, berkat kerja keras yang tak kenal lelah ia dinobatkan sebagai  Founder dan CEO Thisable Enterprise. Atas keberhasilan dia itu, Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi menjadikan Angkie Yudistia sebagai staff khusus mewakili 21 juta jiwa disabilitas di seluruh Indonesia.

Memang tidak banyak refrensi yang bisa didapat dari perempuan berhijab ini. Namun, saya percaya kelak ia akan menjadi Helen Keller Indonesia bahkan melebih itu. Saya percaya, kelak ia akan menjadi motivasi bukan hanya di komunitas disabilitas, tapi juga di bagi kita orang-orang normal.
Terus lah belajar dan berkarya. Sebab kesempatan bermula darinya.  

Jonny Richards

Templateify is a site where you find unique and professional blogger templates, Improve your blog now for free.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Terkini