Sebagai seorang perantau dari usia 7 tahun, saya banyak mengenal orang dari berbagai suku dan negara. Dan hal ini yang membuat saya berani berkata "jangan percaya orang yang suka mengumbar kebaikan melalui kata-kata".
Sekedar informasi, saya mengatakan saya merantau diumur 7 tahun, karena saya lahir di keluarga miskin. Dan hal ini membuat kedua orang tua saya terpaksa menyekolahkan saya di tempat lain.
Kembali ke kopi, tidak sedikit orang yang saya temui selalu mengumbar kebaikan-kebaikan yang mereka lakukan, namun pada endingnya mereka justru tidak lebih baik dari setan.
Terakhir saya menemukan orang yang datang dengan wajah kalem dan baik melebih malaikat. Intinya saat itu dia berniat meminjam uang ke saya. Karena saya tidak pernah memikirkan menipu orang, saya pun meloloskan niat dia meminjam uang sebesar Rp 2.500,000.
Lalu apa yang terjadi? Begitu uang diterima, nomor handphone yang ia miliki sudah tidak berfungsi lagi.
Saya bukan orang kaya, tapi saya juga tidak miskin-miskin amat. Saya ikhlaskan, karena saya yakin mungkin itu rejekinya.
Sebelum kejadian itu, saya banyak menemukan orang yang sama. Tapi entah kenapa, meskipun istri sering peringatkan untuk ngasih ke orang pinjaman, juga tidak kapok juga.
Kejadian berikutnya adalah ketika ada orang yang kelihatan sangat taat sama agama. Dan ternyata kelakuanya sama saja dengan bajingan. Ini itu gak boleh di mulut, tapi tiba giliran cewek, tiba giliran minum dan menipu orang ternyata lebih jago dari saya seorang bajingan.
Mulut memang tidak bertulang dan juga tidak terikat. Sehingga ia bebas bicara sesukanya. Jadi saran saya, tidak perlu terlalu percaya sama orang yang biasa mengumbar kebaikan dirinya. Karena sebenarnya ia adalah bajingan yang bersembunyi di balik kebaikan atau agama.
Thanks dulu ya guys.. sekian acara ngopi dan ngobrol kita