Pria ber KB Buktinya Suami Cinta Istri! Ini Alasanya!


Tiga bulan lalu, saya hanya bisa menahan kesedihan menyaksikan rintihan kesakitan istri tercintaku, Musringah saat berjuang mengeluarkan anak ketiga kami di Puskesmas Kawal kecamatan Gunungkijang.
Dalam hati terus berkata “andai saja saya bisa menggantikan istri melahirkan, maka saya akan melakukannya.” Ya seorang istri selalu mempertaruhkan nyawanya untuk demi nyawa seorang bayi yang ada dalam rahimnya.
Setiap anak kami lahir, saya dengan setia selalu menunggunya di ruang persalinan. Dan setiap saat itu saya selalu menyaksikan betapa susahnya seorang wanita melahirkan seorang anak.
Setelah kelahiran anak kami yang kedua, Elmathew Zemilade Zai, istri saya rutin melakukan KB suntik bulanan selama 10 tahun. Dan selama melakukan KB itu juga, istri saya terkadang mengalami pendarahan hingga sebulan usai menstruasi. Bahkan tak jarang juga, dalam tiga bulan istri tidak mengalami mensturasi.
Istri merupakan orang pertama yang selalu hadir dalam setiap perubahan hidup. Dan bahkan dialah orang pertama yang menyuap saya ketika tangan tak mampu menggerakkan tangan ini. Dan karena ini lah saya memutuskan konsultasi ke Dinas DP3KB, Bintan.
Setelah Kasi peningkatan mutu dan pelayanan KB, Rahmadi menjelaskan bahwa KB pria bisa dikatakan hampir tidak beresiko, dan juga KB ini suatu saat bisa dibuka kembali, saya memutuskan mengikutprogram KB pria ini. Dalam hati saya mengatakan Istri sudah sering menanggung derita saat mengandung dan melahirkan ke tiga anak kami. Bahkan, istri juga pernah melakukan ratusan kali KB suntik dalam kurun 10 tahun. Baiklah giliran saya KB untuk kali ini.
Kebetulan, saat mengikuti program KB khusus pria ini saya bersama dua peserta lainnya, Edy dan Hasim, kami ditemani oleh Kasi, Rahmadi dan Kadis DP3KB, Kartini serta perwakilan dari Propindi Kepri, Sri Parwati. Mulai dari perjalan Bintan hingga ke Batam biaya benar-benar gratis dan bahkan saatpulang kami diberikan uang saku.
Di ruang KB, saya sempat kesakitan saat proses KB berlangsung. Sakitnya sih tidak lebih sakit dibanding saat sunat, cuma perut sedikit mules sekita 1 menit. Jadi jika dibandingkan dengan rasa sakit yang dipernah dialami sang istri saat melahirkan, sakit itu tidak ada artinya.
Bukan hanya saya, kedua orang peserta lain juga mengakui hal yang sama. Dan ternyata mereka juga memiliki pandangan yang sama dengan saya, demi keharsmonisan keluarga tidak ada salahnya suami mengambil bagian dari rencana masa depan bahagia itu.
Artikel ini, tidak lain dari sekedar menceritakan pengalaman kami saat mengikuti KB pria. Karena ternyata, niat kami mengambil alih KB membuat istri makin sayang karena percaya bahwa kami bukan sekedar suami. Melainkan kami adalah bagian dari hidupnya yang selalu siap berbagi segala suka-duka.
Di era globalisasi ini, dengan memiliki anak dua membuat keluarga bisa bertahan. Karena selain orang tua bisa focus pada pendidikan anak, juga bisa focus dalam pembentukan karakter.
Bagi saya pribadi, kalau zaman dulu orang berkata “banyak anak, banyak rezeki” tidak berlaku dizaman sekarang. Pasalnya kalau dulunya, nenek moyang kita pakai semboyan itu tidak lain karena banyaknya lahan yang harus di garap. Sementara dizaman now kata orang zaman sekarang, orang lebih suka berkeja di dalam gedung atau pekerjaan santai.
Nah dengan dua anak, orang tua yang bijak pastinya mampu memberikan pendidikan yang layak dengan anak. Karena kebutuhan dirumah tidak begitu banyak, membuat orang tua punya banyak waktu bersama anak-anak untuk memenuhi kebutuhan baik jasmanai, rohani, serta pembentukan karakteryang baik. Dengan demikian, apapun yang dicita-citakan oleh anak, kita sebagai orangtua mampu membantu mewujudkannya. (Ndn)
Jonny Richards

Templateify is a site where you find unique and professional blogger templates, Improve your blog now for free.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Terkini