Ibarat kertas putih yang masih kosong yang kemudian di atasnya dirangkai huruf demi huruf, kata demi kata dan kalimat demi kalimat. Sehingga pada akhirnya, usai rangkaian dari beberapa paragraf itu tersusun, maka jadilah kertas itu seperti yang tertulis di atasnya.
Katakan saat ini ditangan anda ada selembar kertas putih. Kemudian, di atasnya anda menulis sejarah ketika anda memulai hidup baru. Maka begitu anda selesai menuliskan sejarah anda di kertas itu, maka saat itu lah kertas itu akan dinamai sebagai Sejarah anda memulai hidup baru.
Bagaimana kita merangkai kata, begitu lah anak-anak bertumbuh menjadi dewasa. Dari apa yang mereka lihat, dari apa yang mereka dengar secara pelan, tapi pasti akan membentuk diri mereka seperti yang mereka lihat dan mereka dengar.
Jika anda setiap harinya mempertontonkan kepada anak pertengkaran, pertikaian, amarah, kecurangan, kebohongan, dan lain sebagainya, maka percayalah anak anda akan bertumbuh menjadi dewasa seperti apa yang ia lihat.
Begitu pula ketika setiap harinya dari mulut kita sebagai orang tua keluar kata-kata caci maki, perkataan kotor dan berbagai kata kurang baik lainnya. Maka bisa dipastikan, anak itu akan tumbuh menjadi besar dengan mulut yang dipenuhi kata atau kalimat yang tidak menyenangkan untuk didengar.
Kata pepatah, buah takkan jatuh jauh dari pohonnya. Itu lah kenapa perilaku anak tidak pernah jauh perilaku orangtuanya. Dimana anak dibesarkan, di situlah mereka terbentuk.
Merubah Mereka dengan kemauan mereka
Banyak orang tua (termasuk diri saya sendiri), begitu egois nya meminta sang anak melakukan apa yang dia inginkan, dan bukan apa yang anak inginkan. Akhirnya, begitu mereka jadi remaja dan beranjak ke dewasa akan menjadi sosok yang keras kepala.
Saat anak ingin menjadi seorang atlet tinju misalnya, karena orangtua merasa otak anaknya bisa rusak kalau menjadi seorang petinju, maka dengan lantang berkata "Tidak boleh" tanpa memberikan alasan yang tepat.
Atau contoh lain: katakan ketika anak bermain di parit yang penuh dengan kotoran. Orangtua yang tidak ingin anaknya sakit lalu marah-marah sambil meminta anak secepatnya keluar dari parit itu.
Sebagai orang tua, selain membesarkan dan mendidik anak, tugas menjaga anak adalah juga tugas orangtua. Namun, karena meminta anak melakukan sesuatu yang atas keinginan kita membuat anak tumbuh besar dengan hati yang penuh pemberontakan. Pemberontakan anak disaat kecil memang tidak terlihat karena merasa diri tidak bisa melakukan apa-apa. Namun, ketika mereka mulai merasa aman tanpa orang tua, membuat pemberontakan dihati selama bertahun-tahun meluap dan meletus. Dan efek dari semuanya itu adalah melakukan apapun yang belum pernah dilakukan dimasa kanak-kanak.
Jadikan lah anak sebagai teman bermain adalah solusi agar dihati anak tidak tersimpan pemberontakan. Sebab, menegur anak tidak membuat mereka berubah. Yang membuat mereka berubah adalah penjelasan kita tentang baik buruknya suatu hal. Misalnya, ketika anak anda bermain di parit. Anda tidak perlu mengatakan, jangan. Apalagi mengatakan dengan nada tinggi.
Beri lah pemahaman bahwa didalam parit itu terdapat banyak kuman dan kotoran yang dapat menyebabkan penyakit. Dengan demikian, tidak menimbulkan rasa sakit hati pada sianak.
Orang Dewasa Saja berbuat salah
Jika kita saja orang dewasa masih tidak luput dari kesalahan, lalu apa alasan kita tidak menerima ketika sang anak berbuat kesalahan? Perlu pemahaman khusus penyebab alasan anak berbuat hal-hal tidak benar adalah solusi untuk mencegah terbentuknya biji pemberontakan dihati anak. Dan hal ini bisa dilakukan dengan baik jika ego orang tua berada di titik nol.
Turunkan lah ego anda saat menyaksikan anak anda berbuat salah, atau anda akan membentuk anak anda menjadi manusia monster yang bahkan bisa memangsa anda sendiri. Karena segala ketidak terimaan anak saat kecil akan terluapkan ketika dewasa.
Dan ibarat pohon hanya bisa dibengkokkan waktu masih muda, sedangkan waktu tua justru membuatnya patah. Maka rubahlah anak anda saat kecil.
Katakan saat ini ditangan anda ada selembar kertas putih. Kemudian, di atasnya anda menulis sejarah ketika anda memulai hidup baru. Maka begitu anda selesai menuliskan sejarah anda di kertas itu, maka saat itu lah kertas itu akan dinamai sebagai Sejarah anda memulai hidup baru.
Bagaimana kita merangkai kata, begitu lah anak-anak bertumbuh menjadi dewasa. Dari apa yang mereka lihat, dari apa yang mereka dengar secara pelan, tapi pasti akan membentuk diri mereka seperti yang mereka lihat dan mereka dengar.
Jika anda setiap harinya mempertontonkan kepada anak pertengkaran, pertikaian, amarah, kecurangan, kebohongan, dan lain sebagainya, maka percayalah anak anda akan bertumbuh menjadi dewasa seperti apa yang ia lihat.
Begitu pula ketika setiap harinya dari mulut kita sebagai orang tua keluar kata-kata caci maki, perkataan kotor dan berbagai kata kurang baik lainnya. Maka bisa dipastikan, anak itu akan tumbuh menjadi besar dengan mulut yang dipenuhi kata atau kalimat yang tidak menyenangkan untuk didengar.
Kata pepatah, buah takkan jatuh jauh dari pohonnya. Itu lah kenapa perilaku anak tidak pernah jauh perilaku orangtuanya. Dimana anak dibesarkan, di situlah mereka terbentuk.
Merubah Mereka dengan kemauan mereka
Banyak orang tua (termasuk diri saya sendiri), begitu egois nya meminta sang anak melakukan apa yang dia inginkan, dan bukan apa yang anak inginkan. Akhirnya, begitu mereka jadi remaja dan beranjak ke dewasa akan menjadi sosok yang keras kepala.
Saat anak ingin menjadi seorang atlet tinju misalnya, karena orangtua merasa otak anaknya bisa rusak kalau menjadi seorang petinju, maka dengan lantang berkata "Tidak boleh" tanpa memberikan alasan yang tepat.
Atau contoh lain: katakan ketika anak bermain di parit yang penuh dengan kotoran. Orangtua yang tidak ingin anaknya sakit lalu marah-marah sambil meminta anak secepatnya keluar dari parit itu.
Sebagai orang tua, selain membesarkan dan mendidik anak, tugas menjaga anak adalah juga tugas orangtua. Namun, karena meminta anak melakukan sesuatu yang atas keinginan kita membuat anak tumbuh besar dengan hati yang penuh pemberontakan. Pemberontakan anak disaat kecil memang tidak terlihat karena merasa diri tidak bisa melakukan apa-apa. Namun, ketika mereka mulai merasa aman tanpa orang tua, membuat pemberontakan dihati selama bertahun-tahun meluap dan meletus. Dan efek dari semuanya itu adalah melakukan apapun yang belum pernah dilakukan dimasa kanak-kanak.
Jadikan lah anak sebagai teman bermain adalah solusi agar dihati anak tidak tersimpan pemberontakan. Sebab, menegur anak tidak membuat mereka berubah. Yang membuat mereka berubah adalah penjelasan kita tentang baik buruknya suatu hal. Misalnya, ketika anak anda bermain di parit. Anda tidak perlu mengatakan, jangan. Apalagi mengatakan dengan nada tinggi.
Beri lah pemahaman bahwa didalam parit itu terdapat banyak kuman dan kotoran yang dapat menyebabkan penyakit. Dengan demikian, tidak menimbulkan rasa sakit hati pada sianak.
Orang Dewasa Saja berbuat salah
Jika kita saja orang dewasa masih tidak luput dari kesalahan, lalu apa alasan kita tidak menerima ketika sang anak berbuat kesalahan? Perlu pemahaman khusus penyebab alasan anak berbuat hal-hal tidak benar adalah solusi untuk mencegah terbentuknya biji pemberontakan dihati anak. Dan hal ini bisa dilakukan dengan baik jika ego orang tua berada di titik nol.
Turunkan lah ego anda saat menyaksikan anak anda berbuat salah, atau anda akan membentuk anak anda menjadi manusia monster yang bahkan bisa memangsa anda sendiri. Karena segala ketidak terimaan anak saat kecil akan terluapkan ketika dewasa.
Dan ibarat pohon hanya bisa dibengkokkan waktu masih muda, sedangkan waktu tua justru membuatnya patah. Maka rubahlah anak anda saat kecil.