Seekor Ular yang ketakutan karena dikejar burung Elang berlari menuju lobang kecil. Sementara, lobang yang dituju sang ular itu panjangnya hanya sekitar 15 cm. Sementara panjang si ular 1,5 meter.
Memang pada akhirnya, ular itu sampai juga pada lobang. Tapi karena lobang tak sanggup menanmpung seluruh badanya yang panjang, membuat ular tetap menjadi mangsa burung sipemakan ular tadi.
Kisah ini sebenarnya hanya menjadi perumpaan bagi kita semua. Banyak orang yang ingin sukses, tapi mereka menempuh jalan yang sama alias menjadi ekor atau follower.
Begitu ada lomba pencarian penyanyi yang diadakan oleh salah satu saluran televisi misalnya. Saat perlombaan itu dibuka dipastikan, puluhan, ratusan, ribuan bahkan jutaan orang akan ikut mendaftar dan berpartisipasi mengisi audisi tersebut.
Sayangnya, dari jumlah sebanyak itu tidak akan lebih dari 5 orang yang akan terpilih jadi The new rising stars. Sedangkan yang lain hanya menompang lewat dan pasrah karena dianggap masih belum matang.
Contoh kedua saat pemilihan Stand Up Comedy Show pertama kali muncul pada tahun 2011. Usai acara yang banyak digemari itu, hampir diseluruh pelosok tanah air bermunculan komuniatas stand up comedy dengan berbagai latar belakang. Bahkan, di satu kabupaten saja misalnya terdapat puluhan bahkan ratusan komunitas pencipta tawa itu.
Hallo? Kurang informasi kah?
Bukankah Briptu Norman yang terkenal melalui Youtube karena menyanyikan lagu "Chaiyya-Chaiyya" itu sudah hilang ditelan waktu. Sementara penyanyi asli Shahrukh Khan hingga saat ini tetap lah bersinar bagai Bintang dilangit?
Jika saja Briptu Norman membaca pernyataan penyanyi sekaligus aktor India itu yang mengatakan "I'm Shah Rukh Khan, Why Should I want to be someone else (Saya Shah Rukh Khan, kenapa saya harus menjadi orang lain" Sang Briptu Norman pasti memilih menjadi dirinya sendiri.
Jadi kepala ular berlomba dengan ekornya dalam hal ini sebenarnya cuma ilustrasi saja. Menjadi seorang follower (ekor) takkan pernah mendapat ekor (pengikut) karena yang memiliki pengikut adalah mereka yang menjadi leader alias kepala. Lagian lucu juga lah, kalau ada ekornya ekor.
Dalam setiap kesempatan saya Ngopi dan Ngobrol bersama murid, teman, anak dan istri serta karyawan saya, saya selalu menekankan bahwa Kita tidak perlu jadi Bintang, cukup menciptakan sejarah. Tidak perlu jadi berlian, cukup berbeda. Tidak perlu harus pintar, tampan dan sebagainya.
Cukup berbeda itulah inti bahan pembicaraan kita pada acara Ngopi dan Ngobrol saat ini. Dengan menciptakan perbedaan, secara otomatis kita akan menonjol. Dan kalau menonjol, kita sudah menjadi bintang (meskipun masih bintang kecil. Hehe).
Atau mana lebih bagus menurut saudare/i, coba bayangkan suara kita jauh lebih bagus dari suara Agnes Monica atau lebih merdu dari suara Ariel (Nazril Irham), namun sepanjang umur kita tidak pernah menciptakan aliran musik baru. Setiap manggung kita hanya menyanyikan lagu yang membuat mereka tenar. Bukankah setiap kita menyanyikan lagu yang mereka ciptakan yang diingat pendengar adalah creator (pencipta lagu) dibanding kita? Jawab sendiri.
Dari tadi saya berbicara terkait Bintang atau artis, sekarang saya akan membawa pikiran anda keliling melihat usaha.
Pada bulan Mei 2017 lalu saya memutuskan untuk terjun kedunia bisnis. Dan bisnis pertama saya adalah Cafe. Memang sedikit lucu saya memutuskan membuka cafe di tempat yang masih tergolong kampung. Tapi nyatanya, setelah usaha itu berdiri, para follower ikut-ikutan membukan cafe. Dan lucunya, salah satu staff saya (yang juga adik angkat saya) disebut sebagai "Mata-mata" oleh orang yang membuka cafe itu.
"Haha" Dalam hati saya cuma tertawa. Saya lalu mengatakan kepada staff saya itu "Jangan takut kalau idemu ditiru, tapi takutlah kalau idemu tidak ditiru". Karena menurut saya malah dia yang datang ke cafe saya nongkrong hingga berjam-jam mempelajari apa yang diperbuat oleh Cafe Ngop-ngob milik kami.
Da ya Jangan takut kalau idemu ditiru, tapi takutlah kalau idemu tidak ditiru. Karena kalau ide kita tidak pernah ditiru itu tandanya nilai kreatifitas kita kurang. Dan pastinya kalau ide kita ditiru pertanda ide kita berlian. Lalu anda mungkin bertanya, kalau orang meniru ide kita, tak ada ide lagi dong untuk dilakukan? Maka jawaban saya Ide yang baru anda keluarkan itu berarti bukan murni dari anda. Karena kalau anda memang memiliki ide, bukan mustahil dong bagimu untuk melihat peluang baru. Karena ide itu muncul dari peluang, ide yang tercipta diluar peluang, itu namanya ide gagal. Bahkan bisa jadi nih, ide itu muncul dari pikiranmu karena pernah melihat orang lain ditempat lain melakukan hal itu. Dan itu salah!
Finally nya, artikel ini masih banyak kekurangan. Dan akan menjadi momentum yang lebih menarik jika kita bisa duduk berdua sambil Ngopi dan Ngobrol membahas masalah; Bisnis, Pengembangan diri, Cinta dan lain sebagainya.
Jika ada pertanyaan atau masukan dan kritikan maka, sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya jika bisa meninggalkan komentar atau melalui email.
Oleh Setianus Zai
Wartawan Centralbatam.co.id
Pemilik Cafe Ngopngob dan
Lembaga Pendidikan Bintan Faceducation
Memang pada akhirnya, ular itu sampai juga pada lobang. Tapi karena lobang tak sanggup menanmpung seluruh badanya yang panjang, membuat ular tetap menjadi mangsa burung sipemakan ular tadi.
Kisah ini sebenarnya hanya menjadi perumpaan bagi kita semua. Banyak orang yang ingin sukses, tapi mereka menempuh jalan yang sama alias menjadi ekor atau follower.
Begitu ada lomba pencarian penyanyi yang diadakan oleh salah satu saluran televisi misalnya. Saat perlombaan itu dibuka dipastikan, puluhan, ratusan, ribuan bahkan jutaan orang akan ikut mendaftar dan berpartisipasi mengisi audisi tersebut.
Sayangnya, dari jumlah sebanyak itu tidak akan lebih dari 5 orang yang akan terpilih jadi The new rising stars. Sedangkan yang lain hanya menompang lewat dan pasrah karena dianggap masih belum matang.
Contoh kedua saat pemilihan Stand Up Comedy Show pertama kali muncul pada tahun 2011. Usai acara yang banyak digemari itu, hampir diseluruh pelosok tanah air bermunculan komuniatas stand up comedy dengan berbagai latar belakang. Bahkan, di satu kabupaten saja misalnya terdapat puluhan bahkan ratusan komunitas pencipta tawa itu.
Hallo? Kurang informasi kah?
Bukankah Briptu Norman yang terkenal melalui Youtube karena menyanyikan lagu "Chaiyya-Chaiyya" itu sudah hilang ditelan waktu. Sementara penyanyi asli Shahrukh Khan hingga saat ini tetap lah bersinar bagai Bintang dilangit?
Jika saja Briptu Norman membaca pernyataan penyanyi sekaligus aktor India itu yang mengatakan "I'm Shah Rukh Khan, Why Should I want to be someone else (Saya Shah Rukh Khan, kenapa saya harus menjadi orang lain" Sang Briptu Norman pasti memilih menjadi dirinya sendiri.
Jadi kepala ular berlomba dengan ekornya dalam hal ini sebenarnya cuma ilustrasi saja. Menjadi seorang follower (ekor) takkan pernah mendapat ekor (pengikut) karena yang memiliki pengikut adalah mereka yang menjadi leader alias kepala. Lagian lucu juga lah, kalau ada ekornya ekor.
Dalam setiap kesempatan saya Ngopi dan Ngobrol bersama murid, teman, anak dan istri serta karyawan saya, saya selalu menekankan bahwa Kita tidak perlu jadi Bintang, cukup menciptakan sejarah. Tidak perlu jadi berlian, cukup berbeda. Tidak perlu harus pintar, tampan dan sebagainya.
Cukup berbeda itulah inti bahan pembicaraan kita pada acara Ngopi dan Ngobrol saat ini. Dengan menciptakan perbedaan, secara otomatis kita akan menonjol. Dan kalau menonjol, kita sudah menjadi bintang (meskipun masih bintang kecil. Hehe).
Atau mana lebih bagus menurut saudare/i, coba bayangkan suara kita jauh lebih bagus dari suara Agnes Monica atau lebih merdu dari suara Ariel (Nazril Irham), namun sepanjang umur kita tidak pernah menciptakan aliran musik baru. Setiap manggung kita hanya menyanyikan lagu yang membuat mereka tenar. Bukankah setiap kita menyanyikan lagu yang mereka ciptakan yang diingat pendengar adalah creator (pencipta lagu) dibanding kita? Jawab sendiri.
Dari tadi saya berbicara terkait Bintang atau artis, sekarang saya akan membawa pikiran anda keliling melihat usaha.
Pada bulan Mei 2017 lalu saya memutuskan untuk terjun kedunia bisnis. Dan bisnis pertama saya adalah Cafe. Memang sedikit lucu saya memutuskan membuka cafe di tempat yang masih tergolong kampung. Tapi nyatanya, setelah usaha itu berdiri, para follower ikut-ikutan membukan cafe. Dan lucunya, salah satu staff saya (yang juga adik angkat saya) disebut sebagai "Mata-mata" oleh orang yang membuka cafe itu.
"Haha" Dalam hati saya cuma tertawa. Saya lalu mengatakan kepada staff saya itu "Jangan takut kalau idemu ditiru, tapi takutlah kalau idemu tidak ditiru". Karena menurut saya malah dia yang datang ke cafe saya nongkrong hingga berjam-jam mempelajari apa yang diperbuat oleh Cafe Ngop-ngob milik kami.
Da ya Jangan takut kalau idemu ditiru, tapi takutlah kalau idemu tidak ditiru. Karena kalau ide kita tidak pernah ditiru itu tandanya nilai kreatifitas kita kurang. Dan pastinya kalau ide kita ditiru pertanda ide kita berlian. Lalu anda mungkin bertanya, kalau orang meniru ide kita, tak ada ide lagi dong untuk dilakukan? Maka jawaban saya Ide yang baru anda keluarkan itu berarti bukan murni dari anda. Karena kalau anda memang memiliki ide, bukan mustahil dong bagimu untuk melihat peluang baru. Karena ide itu muncul dari peluang, ide yang tercipta diluar peluang, itu namanya ide gagal. Bahkan bisa jadi nih, ide itu muncul dari pikiranmu karena pernah melihat orang lain ditempat lain melakukan hal itu. Dan itu salah!
Finally nya, artikel ini masih banyak kekurangan. Dan akan menjadi momentum yang lebih menarik jika kita bisa duduk berdua sambil Ngopi dan Ngobrol membahas masalah; Bisnis, Pengembangan diri, Cinta dan lain sebagainya.
Jika ada pertanyaan atau masukan dan kritikan maka, sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya jika bisa meninggalkan komentar atau melalui email.
Oleh Setianus Zai
Wartawan Centralbatam.co.id
Pemilik Cafe Ngopngob dan
Lembaga Pendidikan Bintan Faceducation