“Living
for nothing, or Die for something” Hidup
tidak ada apa-apa, atau mati karena sesuatu. Begitulah semboyan, Sylvester
Stallone dalam salah satu serial filmnya berjudul ‘Rambo’.
Semboyan
ini saya dengar sekitar tahun 2008 lalu yang pastinya pada saat menonton film
Rambo. Setahun berikutnya yakni pada tahun 2009, saya membuka kursus bahasa
Inggris, Noble English Course. Tujuan membuka kursus ini karena semboyan tadi
seolah-seolah terus berbicara pada saya selama 1 tahun agar melakukan sesuatu
yang berguna buat orang lain.
“Do
something” begitulah bunyi yang sering terucap bahkan saat saya sedang menulis
artikel ini. Dan karena bunyi ini juga saya akhirnya memutuskan untuk tidak
memungut biaya less pada anak-anak yang memang kurang mampu.
Beberapa
orang tua murid yang saya bebaskan dari biaya kursus bertanya ‘apa untungnya
bagi kamu mengajar anak gratis?’. Pertanyaan ini kadang saya jawab, dan kadang saya
senyum saja jika saya kurang yakin mereka dapat memahami maksud saya.
“Saya
ingin mati dengan meninggalkan beberapa saksi bahwa saya pernah berbuat baik.
Saya ingin meninggalkan jejak, bahwa kesuksesan itu tidak terletak pada harta
berlimpah atau berbagai kegemilang lainnya. Sebab kesuksesan yang nilainya
tidak terukur adalah, kebahagiaan. Saya bahagia meliki
banyak saudara, saya bahagia berbagai ilmu. Sebab uang itu bersumber dari ilmu
pengetahuan.”
Itulah
jawaban selama ini yang tersembunyi didalam hati kecil yang tidak pernah
terungkap. Saya ingin berbuat baik agar ada penerus kebaikan. Maksudnya, ‘buat apa dunia berada didalam genggaman,
namun orang lain menilai saya berkawan karena sesuatu. Sementara, jawaban
saya yang selalu terungkap pada orang tua siswa ataupun orang lain adalah “kesuksesan
saya adalah kesuksesan anak bapak/ibu”.
Bukan
tidak alasan, saya dulunya lahir dari keluarga orang yang kurang mampu. Sejak masuk
ke Sekolah Dasar alias SD hingga masuk keperguruan tinggi (tidak lulus), hampir
100 persen merupakan biaya saya pribadi sebagai pembantu, kuli bangunan dan
pemanjat kelapa. Jika saya tidak bekerja, saya tidak akan pernah S3 alias Sukur
Sempat Sekolah.
Sejak
duduk dibangku sekolah, saya cemburu melihat teman-teman saya yang bisa pergi ke
berbagai kursus. Begitu besar niat saya kursus, namun saya tidak memiliki uang
untuk membayarnya. Saya ingin anak-anak yang memiliki keinginan untuk kursus
namun tidak mampu membayar, karena itulah saya ada alias doing something. Jika anak-anak yang tidak mampu berhasil less
(tanpa bayar) berarti saya telah berhasil membuat mereka berhasil (tahap awal).
Sekarang
kembali ke Manfaat berbuat baik. Pernah kah anda bertanya kenapa setiap kali kita menanam durian selalu
menghasilkan durian, dan bukannya mangga?” Ini memang sudah kodratnya yaitu
apa yang kita tanam itu yang kita tuai. Dan begitu juga saat kita menanam
kebaikan, kita akan menuai hasil yang baik.
Selama
6 bulan mengajar, terus terang konidisi keuangan saya mulai kacau karena saat
itu saya telah menggalkan pekerjaan saya sebagai Manager di Bintan Agro. Meskipun
demikian, saya juga tidak pernah mengajukan bantuan dari pemerintah agar dapat
bantuan. Sebab insting saya mengatakan bantuan
yang diberikan oleh pemerintah selau berbau politik.
Tapi,
Tuhan itu Maha adil dan Maha tahu. Persis bulan ke 7 saya dikirim seseorang
dari Prancis untuk memberikan gaji bulanan saya bersama sewa tempat kursus.
Saya tidak pernah meminta, dia sendiri yang mengajukan diri untuk membayar
sebesar 250 dollar Singapore. Pernah juga, 2 warga Negara Singapore memberikan
bantuan secara cuma- cuma masing-masing seribu dollar.
Pencipta
(Tuhan/Allah) tidak pernah tidur dan akan terus mengawasi setiap apa yang
dilakukan oleh umat-Nya. Sekecil apapun yang kita perbuat, akan dinilai
oleh-Nya dan diberikan-Nya juga balasan atas hal itu.
Pernah juga suatu saat ibu saya sakit dan membutuh
uang untuk berobat. Sementara uang yang saya miliki saat itu tidak cukup untuk
biaya perobatan. Tapi, sekali lagi alam semesta mengirimkan menggerakan hati
seorang sahabat member saya bantuan melebihi dari yang dibutuhkan. Dan masih
banyak lagi kesaksian atas hasil panen saya atas kebaikan yang pernah saya
perbuat.
Mustahil
jika anda tidak pernah berbuat baik. Ingat dan ceritakan lah itu pada dunia
atas hasil apa yang anda dapat karenanya. Menceritakan apa yang pernah kita
lakukan bukan berarti kita menyombong diri. Tapi sekedar berbagi dengan yang
lain sehingga semua orang akan berlomba-lomba berbuat baik. Dunia saat ini
lebih mementingkan dirinya disbanding orang, dan dengan cerita kita kita
bersama mengubah dunia yang dengan senang hati meletakan tangan diatas dan
bukan dibawah. Sekali
lagi, gilaran anda bercerita.
Hidup
ini adalah hanya sementara. Mengumpulkan harta sebanyak apapun tidak akan
pernah kita bawa semua saat meninggal. Memang tidak salah kalau kita kaya dan
bergemilang harta, namun pikirkan juga jika pada akhirnya nanti kita kembali
sisi-Nya. Pahala atau apapun itu anda menyebutnya, itu yang mesti kita perbuat.
Tapi dalam hal ini, niat baik karena ada sesuatu (seperti biar dipilih saat
pileg/pilkada) tidak akan pernah ada nilainya.
Berbuat
baik tidak meniru apa yang saya lakukan sebab setia individu deberikan talenta
yang berbeda-beda. Karena itu berbuat baik lah sesuai dengan kehalian dan
kemampuan anda.
Semoga bermanfaat dan mari bersama-sama berlomba
berbuat baik.